JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat Lukmanul Hakim menyebut sedikitnya ada tiga komoditas penyumbang kemiskinan terbesar di Indonesia.
Menurut Lukman, beras dan rokok menempati posisi paling tinggi sumbangannya terhadap garis kemiskinan.
“Indonesia sudah diberaskan. Jadi, program Presiden Soeharto sudah berhasil mengindonesiakan beras dan memberaskan Indonesia,” kata Lukmanul Hakim dalam acara Kongres Muslimah Indonesia ke-2 di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Selasa (18/12) pagi.
Selanjutnya, berdasarkan daftar komoditinya, rokok menempati posisi kedua pada pengeluaran penduduk miskin. Rokok berkontribusi 11,07 persen pada pengeluaran.
“Bapak-bapak rela tidak makan hanya demi rokok,” tutur Direktur LPPOM MUI itu.
Adapun telur menempati posisi ketiga dari komoditas penyumbang kemiskinan di Indonesia.
“Problem kemiskinan ini diperhatikan karena untuk meningkatkan ketahanan nasional untuk akselerasi terhadap yang di luar itu,” tegas Lukman.
Seperti diketahui, Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga (PRK) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Kongres Muslimah Indonesia ke-2 di Hotel Grand Cempaka, Jakarta pada 17-19 Desember 2018.
Dalam kongres kali ini, Komisi PRK MUI mengangkat tema “Ketahanan Keluarga dalam Membentuk Generasi Berkualitas di Era Globalisasi”.
Ketua Komisi PRK MUI Pusat, Azizah berharap, melalui kongres ini dapat menghasilkan sinergitas antara Komisi PRK MUI dan pemerintah. Supaya pemerintah ikut proaktif terhadap isu-isu atau masalah-masalah perempuan.
Selain itu, Komisi PRK MUI juga ingin membangun kesadaran perempuan agar mereka memaksimalkan peran mereka di berbagai lini, yaitu politik, ekonomi, dan sosial. Supaya mereka juga bisa membentuk keluarga yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. [DP]