JAKARTA, (Panjimas.com) — Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menilai langkah Australia mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel adalah langkah keliru. Pihaknya mendesak Australia meninjau ulang keputusannya tersebut.
“Keputusan itu tidak tepat. Jelas itu merugikan masa depan Palestina dan menggangu hubungan Australia dengan mitra-mitra strategisnya termasuk Indonesia,” ujar Wakil Ketua BKSAP Rofi Munawar usai memimpin Sidang Kawasan Asia Pasifik di Konferensi Parliamentarians for Al-Quds di Istanbul, Turki, dalam siaran pers yang diterima wartawan, Ahad (16/12) lalu.
Menurut Rofi, pengakuan Yerusalem Barat sebagai ibukota Israel merupakan langkah ceroboh dan buruk bagi masa depan perdamaian Palestina-Israel. Meskipun, Australia berjanji tidak akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem Barat sampai ada status penentuan akhir.
“Tapi mereka lupa justru dengan pengakuan itu semakin sulit mencapai penentuan status akhir,” pungkas Rofi.
Politikus PKS itu mengingatkan negara-negara lain untuk tidak mengikuti langkah AS dan Australia tersebut.
“Mengikuti kebijakan AS di bawah Trump terbukti kerapkali memantik kegaduhan internasional. Dunia termasuk Australia seharusnya menyadari gaya kepemimpinan Trump yang seringkali ceroboh dan destruktif,” tandasnya, dikutip dari ROL.
Sebab, Rofi menegaskan saat ini masyarakat internasional melihat masalah konflik Palestina-Israel tidak lagi urusan kawasan Arab dan Islam.
Dalam Konferensi Parliamentarians for Al-Quds, Delegasi DPR juga meminta insan parlemen sedunia melihat Palestina sebagai masalah kemanusiaan dan ketidakadilan.
“Kami para anggota parlemen di sini sepakat dengan cara pandang itu,” jelasnya.
Parlemen Asia Pasifik dan Isu Perjuangan Palestina
Kaukus Parlemen Asia Pasifik soal Palestina menggelar pertemuan perdana di Istanbul untuk mengintensifkan perjuangan kemerdekaan Palestina.
Forum yang dipimpin langsung Anggota DPR RI Fraksi PKS, Rofi’ Munawar ini digelar di tengah-tengah perhelatan Konferensi Parlemen untuk Baitul Maqdis ke-2 di Istanbul, Turki.
“Pertemuan ini sepakat untuk menggelar musyawarah lanjutan kaukus parlemen Asia Pasifik guna meningkatkan isu perjuangan Palestina secara internasional,” demikian rilis Kaukus Parlemen Asia Pasifik pada Sabtu (15/12).
Forum Palestina, yang dihadiri sekitar 50 anggota parlemen, ketua, dan wakil ketua parlemen di Asia Pasifik ini, juga berjanji membentuk kaukus parlemen guna mendukung Palestina dalam segala tingkatan.
Kelompok Palestina di Malaysia menilai pertemuan lintas parlemen di Asia Pasifik ini merupakan titik awal kerja sama di kawasan dalam mendukung perjuangan bangsa Palestina.
Ketua Palestinian Cultural Organization of Malaysia (PCOM) Muslim Imran mengapresiasi langkah anggota parlemen Asia Pasifik yang berjanji membentuk kaukus di negara masing-masing, dikutip dari Anadolu.
Menurut Muslim, langkah ini akan mempermudah langkah nyata anggota parlemen untuk mendukung pembebasan bangsa Palestina.
“Kami sangat menghargai komitmen yang ditunjukkan oleh para peserta dan berharap dapat melihat segera hasil dari pekerjaan mereka,” tandas Muslim Imran.[IZ]
.