ISLAMABAD, (Panjimas.com) — Pakistan memanggil Duta Besar Iran pada Sabtu (15/12) lalu. Pemerintah Pakistan mengajukan protes atas serangan yang menewaskan enam tentaranya pada Jumat (14/12) lalu.
Sedikitnya enam tentara Pakistan tewas dan 14 lainnya terluka ketika sekitar 30 teroris menyerang konvoi pasukan keamanan yang sedang berpatroli di wilayah Turbat, Provinsi Balochistan di sepanjang perbatasan Pakistan-Iran, demikian menurut Kementerian Luar Negeri mengatakan dalam pernyataannya.
Sementara itu, empat orang teroris juga dilaporkan tewas dalam baku tembak.
“Pemerintah Iran didesak untuk melakukan operasi yang efektif terhadap kelompok teroris yang bertanggung jawab atas serangan di sisi perbatasannya,” pungkas Mohammad Faisal, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, dikutip dari Anadolu.
Pakistan menekankan perlunya mekanisme koordinasi perbatasan yang efektif untuk mencegah insiden semacam itu terjadi lagi di masa depan.
Iran, yang berbagi perbatasan sepanjang 900 kilometer dengan Pakistan, secara rutin menembakkan pecahan beton ke Provinsi Balochistan yang kaya mineral, terutama selama bentrokan antara penjaga perbatasan Iran dan kelompok militan, serta penyelundup obat bius.
Teheran juga terlibat dalam beberapa kerja sama perdagangan dan pertahanan dengan India, termasuk pengembangan pelabuhan Chabahar Iran sebagai tandingan pelabuhan strategis Gawadar di Pakistan yang sedang dikembangkan dengan bantuan China.
Balochistan adalah rute penting menuju Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) senilai USD54 miliar yang bertujuan untuk menghubungkan Provinsi Xinjiang, China, ke pelabuhan Gawadar melalui jaringan jalan, jalur kereta api dan jalur pipa untuk mengangkut kargo, minyak dan gas.
Koridor ekonomi ini tidak hanya akan memberikan China akses yang lebih murah ke Afrika dan Timur Tengah, tetapi juga akan menghasilkan miliaran dolar Pakistan, dengan menyediakan fasilitas transit kepada negara ekonomi terbesar kedua di Dunia itu.[IZ]