PARIS, (Panjimas.com) — Gelombang aksi unjuk rasa terbaru di Perancis, yang terdiri dari warga pensiunan dan siswa sekolah menengah, mengikuti jejak aksi Yellow Vests (Rompi Kuning) untuk menuntut kenaikan upah atas desakan beberapa serikat pekerja.
Empat serikat pekerja – CGT, FSU, Solidaires, dan FO – menuntut upah yang lebih baik, layanan publik, dan perlindungan sosial yang lebih banyak.
Sejak Jumat (14/12), kelompok demonstran yang jumlahnya mencapai hampir 15.000 orang berkumpul di Republic Squrare, Paris, dan berjalan menuju Nation Square.
Mereka meneriakkan seruan-seruan menentang Presiden Prancis Emmanuel Macron dan kebijakan pemerintahnya.
Philippe Martinez, Sekretaris Jenderal CGT berhaluan sayap kiri, mengatakan bahwa aksi protes mereka memiliki tujuan yang sama dengan Rompi Kuning dan mengajak agar mereka bergabung.
Dalam konferensi pers jelang KTT Dewan Eropa di Brussel pada Jumat, Macron menyerukan “ketenangan dan ketertiban” selama aksi protes.
“Saya rasa demokrasi kita tak dapat menerima pendudukan publik yang disertai elemen-elemen kekerasan,” ujar Macron.
Macron mengatakan dia telah mendengar tuntutan para demonstran. Dia pun menolak tuntutan pengunduran dirinya.
“Negara kita perlu tetap tenang. Negara ini harus berjalan dengan normal lagi,” tambah Macron, dikutip dari Anadolu.
Sejak 17 November, ribuan demonstran mengenakan rompi kuning dan memadati jalanan kota-kota besar Prancis untuk memprotes kenaikan pajak bahan bakar dan situasi ekonomi Prancis yang kian memburuk.
Para demonstran, yang umumnya tinggal di daerah pedesaan karena harga sewa yang tinggi di perkotaan, telah meminta Macron untuk memotong pajak bahan bakar dan meringankan kesulitan ekonomi yang mereka hadapi.
Harga bahan bakar di Prancis telah meningkat lebih dari 20 persen tahun ini.
Menurut survei baru-baru ini, 84 persen warga Prancis – kebanyakan dari kelas menengah dari segi pendapatan – mendukung aksi protes itu.
Demonstrasi Rompi Kuning yang dimulai di Prancis telah meluas sampai ke negara-negara Eropa lainnya termasuk Belgia dan Belanda.[IZ]