JAKARTA (Panjimas.com) – Pembina Dewan Da’wah Kyai Cholil Ridwan mengatakan, jumlah umat Islam di Indonesia merupakan umat Islam terbesar di Indonesia. Puluhan ribu masjid dan pesantren telah dibangun sejak zaman kemerdekaan hingga sekarang. Namun, hal tersebut tak menjadi jaminan dapat memperbaiki kondisi bangsa Indonesia.
“Banyaknya Ormas Islam, lembaga Islam, hafizh qur’an, dan muballigh tidak menjadi jaminan. Doa? Di penghujung doa selalu kita panjatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Apa yang dapat membawa perubahan? Ini menjadi renungan saya,” ujar Kyai Cholil di aula dewan Dakwah Islamiyah Indonesia,Jakarta, Jum’at (14/12) siang.
Lebih lanjut, Kyai Cholil menjelaskan Al-Qur’an Surat Ar-Rad ayat 11 yang mengatakan bahwa Allah akan merubah suatu kaum sesuai dengan ikhtiar dan perjuangan kaum tersebut. Ia menyampaikan perjuangan Rasulullah ketika menyebarkan risalah Islam secara kaffah, banyak mendapatkan intimidasi dan teror.
“Itulah yang ditakutkan kafirin Quraisy saat itu. Rasulullah membawa sistem ekonomi, politik, hukum, dan lainnya berdasarkan Al-Qur’an. Di zaman Nabi Muhammad belum ada kitab Al-Qur’an. Tetapi, mereka hafal dan mempraktikan isinya. Urusan jihad mereka (Rasulullah dan sahabat) berada di depan karena mereka hafal dan faham,” tuturnya.
Mengenai prinsip politik Islam, kata Kyai Cholil, seorang pimpinan partai politik harus mampu membawa nilai-nilai ideologis Islam.
Selain itu, ittikad baik dalam politik harus menjadi prioritas. Sebab, Allah akan mengganjar setiap perbuatan hamba-Nya tergantung niat.
“Dalam kehidupan ada aspek ekonomi, budaya, dan politik. Karena itulah perbaiki niat dan keikhlasan. Jika kita niat benar, kita tidak akan pernah rugi dan kalah,” pungkasnya. [DP]