RAMALLAH, (Panjimas.com) — Organisasi Fatah yang dipimpin Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan “hari pembalasan” (Day of Rage) pada Jumat (14/12) untuk memprotes pembunuhan tiga warga Palestina oleh pasukan zionis Israel di wilayah Tepi Barat.
“Kami memperingatkan tentara Israel dan para pemukimnya untuk tidak melanjutkan rangkaian pembunuhan dan serangan mereka terhadap rakyat Palestina,” tulis Fatah dalam pernyataannya, Kamis (13/12).
“Serangan lanjutan terhadap desa-desa kami, kota-kota dan kamp-kamp serta penindasan para pemukim terhadap warga kami tidak akan memberi Anda keamanan atau stabilitas apa pun,” Fatah memperingatkan.
Tiga warga Palestina dibunuh dalam serangan pasukan Israel setelah mereka diduga terlibat dalam serangan penembakan di Tepi Barat, di mana dua warga Israel tewas dan sembilan lainnya terluka.
Pada Kamis (13/12), dua warga Israel tewas dan dua lainnya luka-luka dalam penembakan di dekat kota Ramallah di Tepi Barat dalam sebuah serangan yang diduga sebagai aksi pembalasan atas pembunuhan tiga warga Palestina.
Militer Israel mengumumkan kota Ramallah sebagai daerah militer yang tertutup, dan mencegah siapa pun untuk memasuki atau meninggalkan kota itu.
Ketegangan di wilayah Palestina yang diduduki meningkat sejak tahun lalu, ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Yerusalem masih menjadi pusat konflik Israel-Palestina, sementara Palestina berharap bahwa Yerusalem Timur – yang diduduki oleh Israel sejak 1967 – pada akhirnya bisa berfungsi sebagai ibu kota negara Palestina merdeka.[IZ]