PARIS, (Panjimas.com) — Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengumumkan status keadaan darurat ekonomi bagi negaranya. Hal itu dilakukan Macron setelah aksi demonstrasi rompi kuning menyebar luas di seluruh Prancis dan menyebabkan kegiatan perekonomian di beberapa kota lumpuh.
“Pertama-tama saya ingin menyatakan keadaan darurat ekonomi di negara ini. Kami ingin Prancis di mana seorang dapat hidup bermartabat melalui pekerjaannya dan ini sudah terlalu lambat,” ujar Emmanuel Macron dalam pidato yang disiarkan televisi Prancis pada Senin (10/12), sebagaimana dilansir dari Media Rusia, TASS News Agency.
Dalam pidatonya, Macron mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan para pengunjuk rasa terhadap aparat kepolisian. Dia meminta agar masyarakat tetap menjaga ketenangan dan ketertiban.
“Saya yakin bersama kita akan dapat menemukan jalan keluar dari krisis,” tukasnya.
Untuk meredakan gejolak situasi, Macron berjanji akan berusaha mewujudkan tuntutan para demonstran. Kendati demikian, Macron tetap menolak mundur dari agenda reformasi ekonominya.
“Kami akan menanggapi urgensi ekonomi dan sosial dengan langkah-langkah yang kuat, dengan memangkas pajak lebih cepat, menjaga pengeluaran kita di bawah kontrol, tapi tidak dengan mengubah rencana,” jelas Macron.
Aksi unjuk rasa rompi kuning di Kota Paris, untuk memprotes kenaikan harga dan reformasi ekonomi.
Macron mengungkapkan, masyarakat Prancis dengan upah minimum akan mengalami kenaikan gaji sebesar 100 euro pada tahun 2019. Pemerintah tidak akan membebankan apa pun kepada para pegawai untuk tambahan upah tersebut.
Sementara kalangan pensiunan dengan penghasilan kurang dari 2.000 euro per bulan akan melihat pembatalan kenaikan pajak jaminan sosial tahun ini. Langkah-langkah tersebut kemungkinan akan menelan biaya miliaran dari anggaran pemerintah.
Sejak November Prancis telah menghadapi gelombang aksi protes akibat naiknya pajak dan harga bahan bakar minyak. Aksi yang semula hanya terjadi sporadis, tiba-tiba berubah menjadi gerakan nasional. Demonstrasi tersebar ke seluruh daerah di Prancis.
Salah satu daerah yang terimbas aksi demonstrasi cukup parah adalah Paris. Massa tak hanya merusak dan menjarah toko-toko, tapi juga membakar sejumlah mobil.[IZ]