JAKARTA (Panjimas.com) – Sejak membuat Petisi ‘Hentikan Iklan Blackpink Shopee’, Maimon Herawati, banyak diserang oleh fans girlband Korea, Blackpink via Whatsapp-nya.
“Sudah ketebak. Begitu keluar petisi iklan Blackpink, nomor hp yang saya pasang dalam status dibanjiri orang-orang minim adab, seminim baju idol mereka. Belum lagi komen para nyinyirun yang menyarankan supaya saya jangan pakai tivi,” kata Maimon dalam akun facebooknya.
Begini Ibu Maimon menjawab serangannya. “Pertama, wahai lelaki dan perempuan muda fans Blackpink dan Shopee, saya tidak ada urusan dengan preferensi Anda. Mau tiap detik mata Anda jelalatan pada orang dengan baju yang hampir tidak ada, silahkan saja. Saya menghormati hobi Anda menonton tari seronok. Mau Blackpink, mau Dangdut Pantura.Bagi saya, masalahnya ada pada lembaga penyiaran yang memasang iklan tak bermoral ini pada slot program anak-anak.”
Di Inggris, ada konsep ‘watershed’. Ada jam tayang program anak. Iklan pada jam tersebut harus sesuai usia anak-anak. Lewat jam tertentu, program tanpa baju dibolehkan aturan Ofcom. Pengaturan ini memudahkan orangtua mengatur jam hidup tivi. Jam sekian tivi nyala, setelah jam sekian, dimatikan.
Tidak terlalu sulit mengadopsi konsep ini jika ada niat baik Pemerintah dengan diwakili KPI. “Untuk para nyinyirun, just so you know, saya tidak memiliki tivi sejak pulang ke tanah air. Di Inggris kami merasa aman memiliki tivi. Di Indonesia lebih banyak tayangan sampah. Tanpa aturan watershed pula. Makanya, kami memutuskan tidak memasukkan tivi ke dalam rumah. Jika perlu konten bagus tivi, kami download dan tayangkan melalui laptop. Atau streaming.”
Maimon membuat petisi ini karena kemarin malam seorang adik meminta dirinya mempelajari konten iklan dan slot iklannya. “Adik ini tahu persis saya tidak punya tivi. Tapi, karena dia paham dengan kecendrungan saya. Lucunya, setiap komen negatif, pakai kata-kata b@ngs@t segala, jika ditilik dari konten FB, nampaknya keluarga sebelah.
Lebih lanjut Maimon mengunkapkan, “Saya akan jelaskan di FB ini saja. Sulit bagi saya meladeni fans Blackpink satu satu melalui wa. Mengapa saya membuat petisi? Karena saya warga negara yang taat peraturan. Kalau saya teroris, maka solusi saya adalah mengebom yang merusak generasi penerus. Saya bukan teroris. Saya cinta NKRI. Saya taat hukum. Maka saya salurkan melalui cara yang dilindungi hukum.
Landasan Buat Petisi
Apa landasan membuat petisi? UU no. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran. Termaktub dalam Pasal 46 menyebutkan: (1) Siaran iklan terdiri atas siaran iklan niaga dan siaran iklan layanan masyarakat. (2) Siaran iklan wajib menaati asas, tujuan, fungsi, dan arah penyiaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5.
Selanjutnya, (3) Siaran iklan niaga dilarang melakukan: d. hal-hal yang bertentangan dengan kesusilaan masyarakat dan nilai-nilai agama; dan/atau Lalu masih pada pasal yang sama: (6) Siaran iklan niaga yang disiarkan pada mata acara siaran untuk anak-anak wajib mengikuti standar siaran untuk anak-anak.
“Catat yang di atas, iklan pada acara anak-anak wajib mengikuti standar siaran untuk anak-anak. Lalu ada yang komen, keseksian atau tata susila kan masing-masing standarnya. Iya. Masing-masing. Ada yang pakai kutang model nenek-nenek sudah merasa itu sopan.”
Karena itu, lanjut Maimoon, ia menyandarkan diri pada tata susila milik Negara Indonesia yang berpancasila, yaitu menyandarkan nilai-nilai keberadaban pada utamanya nilai dalam sila pertama: Ketuhanan yang Maha Esa. Lalu mengapa Blackpink? Yang lain? Iklan ini? Sinetron itu?
“Yang menjadi iklan di Film Tayo kemarin hampir tiap beberapa menit adalah Blackpink. Bukan yang lain. Adalagi yang ngejar saya, terus Ibu punya anak gitu? Usianya berapa? Memang apa perngaruh Blackpink pada anak Ibu? (Ini sih mau nguji aye terkait parenting, yes?)”
Dalam akun facebooknya, Maimon mengatakan, ia punya anak empat. Tiga lahir di Inggris, tiga mengecap pendidikan dasar di Inggris dan melihat dengan mata kepala mereka nilai dan cara hidup yang berbeda. Dan mereka murid yang berprestasi. Anak kedua saya bahkan diijinkan ‘lompat’ kelas untuk beberapa pelajaran, sesuatu yang belum pernah ada di sekolahnya saat itu.
“Alhamdulillah bersama dengan mereka memutuskan kami tidak punya tivi di Indonesia. Jadi, petisi saya ini tidak ada kaitan langsung dengan anak-anak saya. Putri saya tidak kenal Kpop, dia kenalnya ahli Kimia. Cukup ya? Saya tidak akan meladeni Q&A via wa jika terkait alasan mengapa Blackpink, mengapa bukan yang lain.”
Maimon kemudian kembali mengajak emak-emak untuk melanjutkan perjuangan petisi, bagi yang belum. Tolong sebarkan, jika yang sudah.
“Untuk permintaan terkait boikot konser Blackpick, saya belum menemukan celah aturannya. Beda dengan SNSD yang diundang lembaga resmi kenegaraan, konser mereka dikelola swasta. Jadi, ada barang, terserah pembelinya. Kita aja yang pastikan, anak-anak kita jauh dari pengaruh buruk ini. Tabik” (des)