JAKARTA (Panjimas.com) – Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Dadang Sunendar menyatakan, Pemerintah DKI telah membuat dua langkah fenomenal. Langkah tersebut adalah mengganti nama Mass Rapid Transit (MRT) menjadi Moda Raya Terpadu dan Jak Lingko untuk menggantikan nama sistem transportasi terpadu OK Otrip besutan Sandiaga Uno, One Karcis One Trip.
Atas prestasinya itu, Gubernur Anies Baswedan menerima penghargaan Reksa Bahasa dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud untuk Pemerintah Provinsi DKI. Penghargaan itu diberikan, Senin (10/12/2018) pagi.
“Kami teman-teman pusat pembinaan memberikan penilaian bahwa ke depan kedua hal ini akan menjadi ikon bangsa,” kata Dadang saat memberikan sambutan di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin, 10 Desember 2018.
Selain mengindonesiakan Moda Raya Terpadu, beberapa istilah asing di dalam stasiun MRT juga diubah menjadi bahasa indonesia. Dalam akun instagram @mrtjkt tertulis, ada 58 istilah asing di papan tanda MRT berubah bahasa indonesia.
Sementara nama Lingko merepresentasikan sistem transportasi massal yang terintegrasi. Makna Lingko berarti tersambungkan. Gubernur DKI Jakarta Anies Basweda menyatakan, Lingko diambil dari jenis pengelolaan pengairan sawah di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Anies mengusulkan adopsi bahasa daerah untuk mengganti istilah-istilah asing. Anies juga mengharapkan kosa kata bahasa daerah termasuk bahasa Jakarta bisa masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).Menurut dia, Pemerintah DKI berani membuat terobosan itu. “Bila kita lakukan terobosan ini, kami Insya Allah berani,” ucap Anies.
Masuknya serapan bahasa daerah akan menambah kosa kata bahasa Indonesia yang jumlahnya termasuk sedikit dibandingkan Bahasa Inggris. Anies membandingkan kosa kata Bahasa Inggris yang punya 1 juta kosa kata. Sementara Bahasa Indonesia baru 127 ribu kosa kata. Tapi itupun sebenernya jumlahnya sudah meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Bahasa Indonesia jangan dilestarikan tapi dikembangkan. Harus ada peningkatan kosa kata Bahasa Indonesia. Targetnya naek 200 ribu dalam jangka waktu 5 tahun,” kata Anies.
Dikatakan Anies, bahasa adalah kesepakatan, bukan benar atau salah.”Kita ingin tumbuh dan berkembang. Pemprov DKI bisa memperkaya Bahasa Indonesia,” katanya.
Anies menceritakan saat ini kata santai sudah benar-benar menjadi Bahasa Indonesia. Ia menceritakan cikal bakal munculnya kata santai berasal dari salah satu kebingungan wartawan majalah yang ingin mencari kata lain dari rileks.
Dari celetukan salah satu rekannya, bahwa padanan dari rileks adalah santai yang diambil dari bahasa Komering. Sejak dimasukan dalam majalah lalu diikuti media lain, kata santai akhirnya masuk dalam KBBI. “Bahasa Sunda punya banyak arti untuk jatuh. Jatuh sebelah kiri. Beda lagi kalau jatuh ke lubang,” katanya.
Jak Linko
Anies Baswedan memperkenalkan mode transportasi yang terintegrasi dalam satu jejaring yang saling berkaitan. Jak Lingko merupakan suatu sistem transportasi yang tengah dibangun di Jakarta.
Anies Baswedan menamai sistem tersebut Jak Lingko yang diambil dari bahasa daerah dan kaya makna. Lingko merupakan sebuah sistem pembagian sawah yang berbentuk jejaring seperti laba-laba di Kabupaten Manggarai, Flores.
Anies Baswedan tidak ingin menyerap dari bahasa asing karena ingin mencoba dari bahasa Indonesia yang kaya. Bahasa Indonesia memiliki kekayaan karena ditopang oleh 700 bahasa daerah.
Selain itu, kata Lingko juga dekat dengan bahasa Inggris, yaitu Link yang bermakna ketersambungan. Lingko menggambarkan proses pembagian jejaring seperti makna dari mode transportasi di Jakarta. Oleh karena itu dipilihlah nama Jak Lingko (Jakarta Lingko). (des)