SOLO, (Panjimas.com) – Usia sudah mendekati ajal, namun Tumari (62) telah mantap menyatakan dirinya masuk Islam. Dibimbing Ustadzah Dewi Purnamawati, mantan aktivis gereja yang aktif berdakwah, ia bersyahadat dihadapan ratusan warga kampung pinggiran Kentheng, Semanggi, Solo saat Tablig akbar di depan Mushola Barokah, Jumat (7/12/2018).
“Asyhadu ‘ala illaha illallah, wa’asyhadu anna Muhammadarosulullah,” ucap warga Kentheng yang telah terjebak pemurtadan oleh misionaris yang gencar dikampungnya itu.
Usai bersyahadat, Tumari mendapatkan bingkisan sebagai hadiah atas keislamannya meski sudah menjadi nenek-nenek. Ustdzah Dewi menerangkan bahwa setiap orang yang menjadi muallaf, dosa lalu digugurkan dan kembali suci sebagaimana bayi yang baru lahir.
“Begitu panjenengan masuk Islam, semua dosa dihapuskan oleh Allah dan panjenengam hidup dari nol malih (kembali suci). Diisi ibadah yang baik dan mendekat kepada Allah,” ucapnya.
Sementara itu, acara tablik akbar yang sengaja menghadirkan mantan aktivis gereja ini bermaksud memperkuat benteng aqidah warga kampung pinggiran yang rawan dengan aksi pemurtadan. Menurut Ustadz Purnomo, takmir Mushola Barokah menungkapkan bahwa wilayahnya sering didatangi misionaris dengan membagi-bagikan bingkisan untuk menarik warga. Bahkan mereka tak segan mendatangkan mobil sewa hanya untuk mengajak pergi ke Gereja.
“Ya semua difasilitasi mas, mulai dari mobil angkot, hingga pulang mendapatkan sembako dan uang saku,” tuturnya.
Acara yang diikuti ratusan warga kampung pinggiran Kentheng ini berakhir mendekati waktu asar usai pembagian sembako gratis dari Mujahidah Soloraya, Marung Murah dan Exspreso (Exs Preman Solo). [RN]