JAKARTA (Panjimas.com) – Aksi black out alias ‘pemboikotan’ beberapa media mainstream dan televisi, baik swasta maupun milik pemerintah, jelas-jelas menunjukkan sikap tidak berimbang dan keberpihakan luar biasa kepada penguasa.
Demikian pernyataan bersama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF)-Ulama, Front Pembela Islam (FPI), dan Persaudaraan Alumni (PA) 212. Hadir dalam konferensi pers tersebut,
“Mereka telah melakukan ‘bunuh diri massal’ karena mengkhianati sejarah dan menyakiti umat Islam sebagai mayoritas penduduk sekaligus konsumen media,” kata Ketua Umum GNPF-Ulama Ustaz Yusuf Muhammad Martak didampingi oleh Ketua Umum FPI KH. Ahmad Sobri Lubis, dan Ketua Umum PA 212 Ustaz Slamet Ma’arif.
Dikatakan Ustaz Yusuf M Martak, secara khusus kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada beberapa media: TV One yang telah secara profesional menyiarkan secara langsung dan porsi yang memadai atas Reuni Akbar Mujahid 212.
“Kemudian, Republika dan Rakyat Merdeka On Line (RMOL), dan sejumlah media lain yang tidak mungkin kami sebutkan satu per satu, yang telah memberikan liputan secara proporsional terhadap Reuni Akbar Mujahid 212.”
Juga kepada Gubernur DKI Bapak Anies Rasyid Baswedan yang mengizinkan Reuni 212 menggunakan area Monas. Kepada semua aparat yang juga ikut berkerjasama dalam memantau ketertiban jalannya acara. (des)