MELAKA, (Panjimas.com) — Konferensi Internasional World Zakat Forum (WZF) secara resmi dibuka pada hari Rabu (05/12) di Melaka, Malaysia. Konferensi WZF ini dihadiri 300 peserta dari 28 negara.
Konferensi yang dibuka Chief Minister of Melaka tersebut akan berlangsung hingga 7 Desember mendatang.
Sekretaris Jenderal World Zakat Forum Bambang Sudibyo dalam keterangan resmi, Rabu, mengatakan konferensi World Zakat Forum pada tahun ini mengangkat tema ‘Penguatan Kerja Sama Zakat Global Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat’.
“Tema ini digunakan saat penghimpunan zakat naik hingga menjadi bagian penting dan sumber keuangan syariah sosial yang sangat potensial,” ujar Bambang.
Manfaat zakat, menurutnya, harus signifikan dan strategis untuk meningkatkan ukhuwah (kebersamaan), persaudaraan, kolaborasi dan solidaritas di antara negara Muslim serta umat untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam mencapai tujuan bersama ini, lanjut Bambang, gerakan zakat global membutuhkan platform untuk merumuskan solusi efektif pada masalah multidimensi di dunia Islam.
“Pertama, esensi utama dari zakat seharusnya tidak hanya terbatas pada pemberantasan kemiskinan, tetapi juga untuk pemberdayaan umat. Kedua, untuk mengurangi kesulitan sosial-ekonomi di kalangan umat,” tukas Bambang.
Bambang menambahkan zakat juga berfungsi untuk menyejahterakan umat dan mengangkat taraf hidup dunia Muslim.
“Zakat juga untuk menghidupkan kembali kejayaan Islam di berbagai aspek global,” imbuhnuya.
Gagasan pendirian WZF, jelasnya, muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pengembangan gerakan zakat dunia.
Anggota WZF terus bertambah dan pada konferensi ke-7 tahun ini, WZF akan memiliki 28 negara anggota yang menunjukkan peningkatan minat dalam gerakan zakat dunia.
“Target jangka menengah kami adalah untuk memasukkan setidaknya semua 39 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI),” ujar Bambang.
Selain itu, Bambang menjelaskan dalam konferensi juga akan membahas kemungkinan memiliki keanggotaan asosiasi dengan menggandeng UNDP, UNICEF, Islamic Development Bank (IsDB) dan Bank Indonesia
Bambang mengatakan konferensi ini berbeda dari sebelumnya, karena akan diadakan sesi diskusi tingkat tinggi oleh menteri dan pejabat yang bertanggung jawab atas urusan agama tentang upaya untuk mempromosikan kerja sama zakat antarnegara.
“Pada akhirnya konferensi ini diharapkan menghasilkan resolusi yang baik untuk memperkuat kerja sama zakat global di antara anggota WZF,” paparnya.
Acara konferensi juga akan dihadiri oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro dan Menteri Agama Malaysia Mujahid Yusof Rawa, serta 31 pembicara dari 16 negara seperti Inggris, India, Nigeria, Bosnia-Herzegovina dan Afrika Selatan.
Zakat, Solusi Kemiskinan Global
Pengelola zakat di dunia diharapkan untuk menguatkan kerja sama mewujudkan kesejahteraan umat di tengah situasi kemiskinan yang melanda negara-negara muslim, ujar Sekretaris Jenderal Forum Zakat Dunia (World Zakat Forum/WZF) Bambang Sudibyo di Jakarta Kamis (29/12), dikutip dari Anadolu.
Upaya penguatan kerja sama ini akan dibahas dalam WZF International Conference 2018 di Melaka, Malaysia pada 5-6 Desember 2018.
Menurut Bambang, gerakan zakat global dapat mengambil peran penting dalam pengentasan kemiskinan dengan mendistribusikan bantuan bagi mereka yang kurang mampu baik secara finansial maupun non-finansial.
“Dunia Islam akhir-akhir ini menghadapi masalah kompleks serta tantangan yang datang dari internal dan eksternal,” ungkap Bambang dalam konferensi pers.
Masalah dan tantangan umat Islam saat ini menurut Bambang, seperti stigma dan stereotip negatif yang memungkinkan muslim menjadi korban diskriminasi dan tekanan.
“Dari internal, di antara sesama muslim banyak yang minim kepedulian kepada muslim yang kurang mampu,” paparnya.
Menurut Bambang yang juga Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) ini, kemiskinan banyak ditemui di negara-negara muslim, sehingga melemahkan posisinya di tingkat dunia. Hal ini diperburuk dengan keterbelakangan di sektor pendidikan, sains dan teknologi, serta kapasitas sumber daya manusia yang lebih lemah.
Sebagai jawaban berbagai masalah tersebut, zakat seharusnya dapat menjadi modal strategis bagi dunia Islam melepaskan diri dari ketergantungan jangka panjang dari negara-negara barat yang juga mempraktekkan kolonialisme gaya baru.
“Kebangkitan dunia muslim harus dimulai dari keberhasilan menyelesaikan masalah umat secara mandiri,” tegasnya.
Kemandirian dunia muslim jelas Bambang, dapat dilakukan dengan cara memperkuat peran zakat sebagai senjata sosial-ekonomi umat.
“Penggunaan zakat harus memiliki arti strategis untuk memperkuat ukhuwah (persaudaraan), kolaborasi, dan solidaritas di antara bangsa-bangsa muslim untuk mencapai tujuan bersama”, tandasnya.
Selain itu, gerakan zakat global ungkap Bambang, juga dapat mendukung pengembangan aspek dasar manusia, seperti sektor kesehatan dan pendidikan.
Selain masalah tersebut, konferensi WZF juga akan membahas berbagai tema seperti kerangka peraturan dan kelembagaan zakat, zakat dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), penilaian dan pengukuran sistem zakat, serta masalah fiqih-zakat kontemporer dan kerja sama zakat antarnegara.[IZ]