SOLO, (Panjimas.com) — Pemerintahan Presiden Joko Widodo meluncurkan paket kebijakan ekonomi ke-16. Salah satu paket kebijakan ini, memberikan relaksasi berupa pelepasan daftar negatif investasi (DNI). Dalam daftar relaksasi tersebut pemerintah melepas sebanyak 54 bidang usaha ke asing dengan kepemilikan modal sebanyak 100 persen.
Kebijakan ini langsung memicu reaksi keras capres nomor urut 02, Prabowo Subianto. Paket kebijakan ekonomi tersebut sangat mengagetkan masyrakat Indonesia. Pasalnya sektor sektor industri, bahkan pengupasan umbi-umbian diserahkan pada asing.
“Ini kebijakan orang yang tidak percaya kepada bangsanya sendiri, menyerah kepada bangsa asing, menyerah kepada bangsa asing. Saya tidak rela negera saya menyerah seperti itu,” ujarnya dalam orasinya pada Deklarasi Aliansi Masyarakat Madani di The Sunan Hotel Solo, Kamis (22/11/2018)
“Padahal bangsa kita mampu, anak-anak kita mampu,” imbuhnya.
Kebijakan tersebut dinilai tidak berpihak kepada kepentingan rakyat. Pasalnya, kondisi rakyat sangat terpuruk. Prabowo membeberkan, di Semarang ada rumah sakit tak mampu membayar obat, gaji dokter, dan perawat, serta karyawan karena BPJS menunggak 110 miliar. Para petani juga sengsara dengan kebijakan impor yang dikeluarkan pemerintah. Di Jawa Timur petani tebu mengeluh lantaran saat hendak panen justru turun gula dari luar negeri. Di Klaten, petani padi mengeluh lantaran masuknya beras impor.
“Dimana-mana kita lihat seolah oleh pemerintah Indonesia tidak membela rakyatnya sendiri,” tandasnya.
Kekayaan Indonesia
Prabowo mengungkapkan bahwa kekayaan bangsa Indonesia mengalir keluar negeri. Menurutnya, kondisi ini tidak dapat disanggah dan tidak ada yang membantah. Saat mengungkapkan ada kebocoran Rp 11 ribu Triliun, Ia diejek oleh para elit politik.
Namun kondisi yang diungkapkan Prabowo itu terbukti kebenarannya. Bahkan dua menteri keuangan menteri keuangan di era Jokowi meminta dukungannya agar disetujui adanya tax amnesty. Sebab, ada Rp 11 Triliaun lebih uang Indonesia ada di luar negeri.
“Akhirnya diakui benar Prabowo Subianto bahwa kekayaan Indonesia mengalir keluar negeri,” pungkasnya.[IZ]