JAKARTA (Panjimas.com) – Begitu mendengar informasi Muhammad Idris, peserta Reuni Mujahid 212, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan segera mencari tahu kediaman almarhum yang semasa hidupnya dikenal sebagai Ketua RW 08 di Jalan. Kebon Pala 1, Tanah Rendah, Gang 14, Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Ketua tim medis reuni 212 dari GNPF, Soleh Assegaf, menjelaskan, M Idris diduga meninggal bukan saat acara berlangsung. Sedangkan Maisuroh, pihak keluarga mendapat kabar duka melalui pesan elektronik dari rekan Idris yang mengabar M Idris telah meninggal dunia. Idris meninggal saat hendak mengeluarkan motor dari area parkir STIE YAI, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melayat ke rumah duka M Idris dan memastikan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membantu proses pemakamannya. Anies tiba di rumah duka di kawasan Kebon Pala Tanah Rendah RT 07 RW 08, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (2/12/2018), sekitar pukul 18.23 WIB.
Anies kemudian langsung masuk ke rumah duka melihat jenazah korban. Korban yang meninggal merupakan ketua RW 08.
“Tadi baru saja kita takziah (melayat) atas wafatnya Ketua RW 08, Pak Idris. Dari sisi kami, saya akan pastikan pada jajaran agar seluruh proses pemakaman hingga tuntas dibantu oleh Pemprov,” kata Anies dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Senin (3/12).
Dia ingin keluarga tidak terbebani oleh peristiwa yang terjadi mendadak ini. “Insya Allah kami berikan ada bantuan dan juga yang lebih penting kita akan doakan almarhum, (serta) pemakaman besok berjalan dengan lancar,” jelasnya.
Gubernur mengatakan, semasa menjabat sebagai Ketua RW, M Idris yang akrab dipanggil Niko Idris, merupakan sosok pemimpin yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap warga dan lingkungannya.
“Tadi saya sampaikan belasungkawa kepada istri almarhum dan juga dua putra putrinya, kita doakan Insya Allah khusnul khatimah, ditinggikan derajatnya di sisi Allah dan keluarga diberikan ketabahan. Mudah-mudahan itu semua dicatat sebagai amal sholeh yang akan meninggikan derajat almarhum di sisi Allah,” ungkapnya.
Niko Idris lahir pada tanggal 19 Juli 1965. Menurut cerita pihak keluarganya, ia wafat dalam usia 53 tahun usai menghadiri kegiatan Reuni 212 di kawasan Monas, Ahad (2/12) siang, sekitar pukul 11.10 WIB. Almarhum meninggalkan satu orang istri, satu orang anak perempuan dan satu orang anak lelaki.
Sementara itu, Maisuroh, kakak perempuan dari almarhum, menuturkan bahwa pihak keluarga tidak ada firasat apa pun akan kepergian almarhum. Sebab Niko Idris berangkat ke Monas sekitar pukul 08.00 WIB dalam kondisi sehat, namun memang ia memiliki riwayat penyakit jantung. Sebelumnya, Niko masih menghadiri kegiatan Maulid bersama warga sekitar hingga pukul 02.00 WIB. (des)