JAKARTA (Panjimas.com) – Ustaz Haikal Hasan yang bertindak sebagai pembawa acara, beberapa kali mengumumkan di panggung utama, seorang anak kecil usia balita, yang hilang, terlepas dari kedua orang tuanya.
Saat mengumumkan itu, disebutkan ciri-ciri anak tersebut, mulai dari namanya, warna pakaiannya, usia, asalnya, hingga nama ayah-ibunya. Seperti diketahui, banyak orang tua yang membawa anak-anaknya yang masih kecil untuk ikut menghadiri Reuni Mujahid 212 di Monas. Terlebih penyelenggaraan Reuni Mujahid 212 berlangsung di hari libur, Ahad 2/12/2018).
Bahkan ada yang membawa bayinya dengan kereta dorong maupun digendong. Tentu saja hal ini sangat beresiko bagi anak, sehingga berpotensi terjadi sesuatu yang tak diinginkan, seperti berhimpitan dengan massa orang dewasa dan kemungkinan terinjak-injak.
Dalam pantauan Panjimas di lapangan, tak sedikit anak-anak yang sakit, bahkan jatuh pingsan, lalu dievakuasi pihak laskar keamanan untuk dibawa ke mobil ambulance, atau dibawa ke tempat yang lebih nyaman.
Ada keluarga muslim yang ayahnya terpisah dengan istri dan anak-anaknya. Sang istri mencari suaminya yang berjalan di depan tanpa menengok ke belakang.
Ada pula keluarga yang tak memilih maju ke sekitar Monas, hanya duduk-duduk di sekitar Sarinah. Mereka tak ingin anak-anaknya berhimpitan dengan massa. Ibu Ratu dari Depok misalnya, tak berani membawa anaknya yang masih kecil, untuk maju ke sekitar Monas.
“Saya takut anak saya terinjak-injak orang dewasa. Apalagi sejak pagi, massa 212 sudah padat, makin banyak saja yang merangsek maju untuk bisa menuju Monas. Namanya juga anak kecil, kalau ingin pipis, susah kan. Saya ingin anak saya merasa nyaman di tempat yang tidak terlalu penuh dengan massa,” ujar Ibu Ratu. (des)