JAKARTA (Panjimas.com) – Reuni Akbar Mujahid 212 dipastikan akan digelar setiap tahun. Karena Peristiwa Bela Islam 212 merupakan momentum besar bagi sejarah bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, untuk merawat spirit persaudaraan dan persatuan umat. Spirit itu adalah penegakan keadilan dan melawan penista agama.
“Ketika masih ada ketidakadilan hukum dan penistaan agama di negara kita, maka reuni akbar 212 akan diadakan setiap tahunnya. Dan peserta Alumni 212 tidak akan bubar. Spirit persatuan dan ruh perjuangannya itu yang akan terus kita pertahankan,” ungkap Panitia Reuni Mujahid 212, Ustaz Slamet Ma’arif.
Sementara itu Ketua Steering Commite (SC) Reuni Mujahid 212, KH. Muhammad Al Khaththath mengatakan, sekitar 4 juta massa yang menyatakan kesediaannya akan berkumpul di Monas. “Tidak perlu takut untuk datangg ke Monas, walau ada ancaman-ancaman dan penggembosan.”
Peristiwa Bela Islam 212 tahun 2016 yang lalu, kata Ustaz Al Khaththath, adalah nikmat Allah yang harus disyukuri umat Islam Indonesia. Efek dari peristiwa 212 bisa dirasakan hingga saat ini. Lihat saja, masjid-masjid, mulai masjid di perkantoran dan kampung-kampung, saat ini berlimpah jamaahnya. Mereka shalat berjamaah, mulai Zuhur, Asyar, Maghrib, Isya hingga Subuh. Itulah efek 212.
“Kalau dibilang, Reuni 212 tak perlu lagi, karena Ahok sudah dipenjara. Lha, memang Indonesia urusannya cuma Ahok doang. Kan masih ada temen-temennya. Dalam reuni 212 nanti, akan ada selebrasi bendera tauhid sehingga dunia akan menyaksikan. Walau diawali pembakaran bendera tauhid, disengaja atau tidak di Garut, justru malah membesarkan bendera tauhid.”
Ustaz Al Khaththath berharap, dibawah komando ulama dan Imam besar umat Islam Habib Rizieq Shihab, semoga umat Islam mendapat pertolongana Allah dan kemenangan disegala bidang, mulai dari politik, ekonomi sosial dan budaya.
“Tak perlu ada yang khawatir dengan bendera tauhid, karena bendera tauhid sudah ada lebih dulu dari bendera Merah Putih. Kita sepakat bahwa dengan tauhid kita menuju kejayaan NKRI. Bela tauhid dan bela NKRI,” serunya.
Ketika ditanya wartawan, kenapa ada penurunan massa, jika seblumnya ada yujuh juta kini ditargetkan 4 juta. Ustaz Al Khaththath mengatakan, dulu kami tidak pernah memprediksi massa berlimpah hingga tujuh juta orang. “Dulu kami perkirakan massa hanya sekitaran Bunderan HI dan di dalam Monas saja, ternyata malah membludak massa yang hadir hingga ke Atrium, Senen. Ya semoga saja, target 4 juta massa yg hadir dalam reuni besok tercapai.”
Sementara itu, Ustaz Shobri Lubis mengatakan, dalam reuni mujahid 212 nanti, akan hadir saudara-saudara dari kalangan non muslim. “Kita akan kita siapkan arena tersendiri. Seperti kita ketahui, saat Bela Islam 212 dan reuni alumni 212 yang pertama, cukup banyak saudara-saudara non muslim yang hadir, namun tempatnya terpisah-pisah. Kami tegaskan, bahwa Reuni 212 bukan hanya milik umat Islam., tapi juga non muslim yang ingin menjaga persatuan NKRI.” (des)