JAKARTA (Panjimas.com) – Panitia Reuni Mujahid 212 Ustaz Bernard Abdul Jabar menegaskan, tidak ada perpecahan diantara Alumni 212. Menurutnya, yang namanya perjuangan akan tersaring, siapa-siapa yang benar-benar istiqomah dan mana tidak.
“Namun begitu, kami tetap hargai pilihan pihak yang sudah pindah kubu lain. Termasuk pihak yang mengundurkan diri dari Alumni 212. Hal itu sudah sunnatullah.Jika diantara alumni 212 pindah ke gerbang lain, itu berarti, mereka sudah tak lagi bersama kita dalam perjuangan ini,” ujar Ustadz Bernard kepada Panjimas saat dimintai tanggapannya.
Hal senada juga dikata Ketua Persaudaraan Alumni 212, Ustaz Slamet Ma’arif, soal mundur dari alumni 212, itu hak mereka. “Kita tidak menyebutnya perpecahan, melainkan proses penyaringan yang sedang berlangsung, mana yang istiqomah dibawah komando Habib Rizieq Shihab dan yang tidak. Jadi, jika ada yang berpindah perahu, ini proses penyaringan saja. Jika dulu mereka tergabung dalam Aksi Bela Islam 212, tapi kemudian balik arah, berada di gerbang yang lain, maka silahkan saja, itu hak mereka. Kita tak bisa memaksakan,” ungkapnya.
Dalam reuni mujahid 212, sekali lagi dikatakan Ustaz Slamet Maarif, tidak dalam rangka dukung mendukung salah satu capres dan cawapres tertentu. Memang Ijtima Ulama II dan Reuni Mujahid 212 merupakan satu rangkaian, tapi tidak bisa dibilang acara reuni besok sebagai acara dukung mendukung paslon tertentu. Acara Ahad nanti adalah murni mensyukuri nikmat 212.
“Ngapain juga kita bikin acara dukung mendukung paslon tertentu. Toh semua orang sudah tahu, Alumni 212 yang berkumpul di Monas akan dukung yang mana. Dalam Ijtima II, kan seharusbua sudah bisa membaca arahnya. Momentum reuni 212, kita rangkai sedemian rupa dengan nuansa kebangsaan, keumatan dan kemanusiaan,” jelas Ustaz Slamet Ma’arif.
“Justu di acara reuni mujahid 212 nanti, kami akan ajak masyarakat, khususnya umat Islam, untuk mengikuti pemilu, pesta demokrasi secara tertib, damai, sportif, dan sesuai aturan. Karena itu jadilah wasit yang baik. Wasit itu jangan ikut menendang bola, tapi mengawasi pertandingan agar berjalan sportif. Jika wasitnya ikut nendang bola, jangan salahkan bila nanti penontonnya turun untuk protes,” paparnya.
Ketika ditanya wartawan, bagaimana jika reuni Mujahid 212 nanti berubah menjadi seruan ganti rezim? “Kalau rezimnya bobrok ya harus diganti. Kita kita lihat besok oratornya, yang jelas kita sudah selektif dalam menentukan oratornya. Reuni 212 ini bernuasa tauhid dari berbagai perspektif, ada politik, ekonomi, hukum, kemanusian, seni dan budaya.” (des)