JAKARTA (Panjimas.com) – Dahulu mereka berada di kubu yang sama, dan berjuang bersama melakukan Aksi Bela Islam 212. Tapi kini, ada segelintir alumni 212 yang berpindah haluan, bergabung ke perahu yang lain. Apa peyebabnya? Lebih ironis lagi, diantara mereka malah menyerang reoni 212 dan membuat kegiatan tandingan.
“Bisa banyak faktornya, kenapa diantara alumni 212 pindah ke gerbong yang lain. Ada yang mungkin karena kasusnya tersandra, atau untuk melanggengkan bisnisnya. Fenomena pindahnya ke kubu lain, tak perlau diherankan, karena sudah ada sejak zaman Rasul. Misalnya, sahabat yang tadinya bergabung malah pindah ke kubu musailamah al kadzab,” ungkap Panitia Reuni Mujahid 212, Ustaz Bernard Abdul Jabar.
Apapun alasan mundurnya dari alumni 212, kata Ustaz Bernard, itu pilihan mereka, silahkan saja, kita tidak akan mengusik. Kalau sudah keluar dari gerbong, maka sudah tak lagi berada di gerbong kita.
Lantas bagaimana makna ukhuwah? Dikatakan Ustaz Bernard, “Yang jelas, secara pribadi tetap terjalin silaturahim dan berbuat baik, ini cuma beda pilihan saja. Jangan karena berbeda pilihan, kita kemudian putus silaturahim, dakwah harus kita kedepankan.”
Yang sudah pindah gerbong, Ustaz Bernard mengingatkan, agar tidak menghujat, menyerang dan memfitnah kubu yang dulu pernah ia bergabung dengannya. “Kita masing-masing saja,” katanya.
Ketika ditanya apakah mereka yang pindah gerbong itu disebut sebagai pengkhianat perjuangan? “Kita tidak sampe menilai terlalu dalam sekali, karena kita belum lihat pengkhiatannya seperti apa? Anggap saja mereka sudah ke kubu yang berbeda, tidak lagi satu perjuangan dengan kita. Meski begitu, ukhuwah dan silaturahim tetap kita jaga, bahkan kalau bisa ajak mereka untuk kembali. Inilah ladang dakwah kita.” (des)