COX’S BAZAR, (Panjimas.com) — Para pengungsi Rohingya di Bangladesh menggelar aksi protes Senin (26/11) lalu, Mereka mendesak pemerintah Bangladesh untul mengakui etnis Rohingya dan tidak memberikan informasi soal keluarga mereka kepada pemerintah Myanmar.
Akibat aksi protes ini, sejumlah pasar di beberapa kamp pengungsi di bagian Tenggara Bangladesh, ditutup. Sejumlah warga Rohingya yang bekerja dengan NGO dan UNHCR juga melakukan aksi mogok kerja.
“Istilah ‘Rohingya’ sangat penting karena kami telah dianiaya karena identitas kami,” ujar pengungsi Rohingya dalam pernyataannya, dilansir dari Channelnews Asia, Senin (26/11).
Bangladesh mendesak para pengungsi menerima kartu pintar untuk mempermudah proses identifikasi dan distribusi bantuan.
Namun kartu pintar tersebut tidak menyebut pengungsi sebagai etnis Rohingya melainkan “warga Myanmar yang dipaksa pindah”.
Para pengungsi mengatakan istilah Rohingya dilarang di Myanmar, tapi tak seharusnya Bangladesh ikut melakukannya.
Selain itu, para pengunjuk rasa juga menyatakan keprihatinan soal rencana UNHCR untuk mengumpulkan data biometrik dan salinan dokumen, karena mereka takut UNHCR dan pemerintah Bangladesh berbagi data tersebut kepada pemerintah Myanmar.
Menanggapi aksi protes ini, Otoritas Bangladesh tidak segera dapat dimintai komentar.
Firas Al-Khateeb, perwakilan UNHCR, mengatakan data dikumpulkan untuk proses verifikasi yang akan membantu pengungsi Rohingya mendapatkan perlindungan yang lebih baik dan memastikan akses pelayanan di Bangladesh.
“Itu tidak terkait dengan pemulangan,” tandasnya. Ia menambahkan bahwa data itu dikelola bersama oleh Bangladesh dan UNHCR.
Pengungsi menolak untuk kembali ke Myanmar di bawah rencana repatriasi kecuali tuntutan untuk keadilan dan kewarganegaraan terpenuhi.
Para pengungsi mengatakan mereka harus melarikan diri dari rumah setelah tentara Myanmar dan warga ektrimis Budha membantai keluarga Rohingya, membakar desa-desa, dan melakukan pemerkosaan.
Peneliti yang diberi mandat PBB menuduh tentara Myanmar berniat melakukan genosida dan pembersihan etnis.[IZ]