JEMBER, (Panjimas.com) – Sandiaga Uno terus menyerap aspirasi masyarakat di Jember Jawa Timur sepanjang hari Senin (26/11/2018). Setelah mendatangi tempat Pelelangan Ikan di Puger, dua pesantren, menyapa masyarakat ambulu kelompok tani dan guru, Sandi juga mendatangi pameran UMKM dan berkumpul bersama milenial generasi andal, mengikuti seminar Mendorong Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Nasional bersama UMKM dan Pengusaha Milenial, Senin, (26/11) di CV Gajah Mada Jember.
Dari semua kunjungan tersebut, semuanya mengeluh akan kondisi ekonomi yang lesu. Dari pendapatan yang berkurang hingga harga-harga yang tidak stabil. Sandi menyatakan dia melakukan kunjungan 10 hingga 15 titik perhari, untuk mendengarkan.
“Saya bertemu dengan banyak lapisan masyarakat untuk mendengarkan dan menyerap aspirasi untuk mencari solusi, bukan debat politik yang tidak berujung. Kita harus bersatu bukan memecah belah, hanya dengan bersatu kita bisa menyelesaikan masalah – masalah bangsa, khususnya masalah ekonomi,” terang Sandi.
Di acara ambalu bertemu dengan guru dan petani, Jumantoro menyatakan pemerintah sekarang tidak berpihak kepada petani. “Sekarang pertani diperdayai bukan diberdayakan,” ucap Jumantoro.
“Pemerintah harusnya hadir dan melindungi para petani bukan membuka keran impor yang membuat swasengsara petani,” kata Sandi.
Impor menurut Sandi memang harus dibatasi. Bukan hanya menyengsarakan petani, seperti petani tebu, petani sayur mayur, pelaku umkm dan lapisan masyarakat lainnya. Padahal banyak contoh swasembada di sekitar kita, seperti pesantren Bustanul Ulum KH Abdullah Yaqien Ponpes tertua di Puger, berdiri sejak tahun 1890, pesantren ini dipimpin oleh KH Syamsul Arifin yang dikunjunginya tadi pagi.
“Pesantren lebih dari sekadar tempat menuntut ilmu. Tapi juga penerapan dari hidup mandiri. Berdiri di kaki sendiri. Menurut Pak Kyai Syamsul Arifin, semua yang di makan santri dan keluarga merupakan hasil produksi yang dibudidayakan di pesantren. Ini membuat saya kagum. Ini merupakan contoh swasembada,” harapnya. [ES]