SURABAYA (Panjimas.com) – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengajak PP Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor untuk melakukan kegiatan bersama “Kemah dan Apel Pemuda Islam Indonesia di Pelataran Candi Prambanan, Jawa Tengah, 16-17 Desember 2017.
Saat itu, Dahnil mengaku tidak langsung mengiyakan ajakan tersebut. Alasannya, karena Dahnil harus membicarakan ajakan Menpora dengan seluruh anggota PP Pemuda Muhammadiyah serta meminta nasihat PP Muhammadiyah. Sehingga, Dahnil mengaku tawaran sejak September tersebut baru dijawab satu bulan kemudian, yakni pada Oktober 2017.
“Itu pun setelah saya ketemu dan minta nasihat dan rapat dengan PP Pemuda Muhammadiyah, ya sudah untuk membantu pemerintah. Karena menghadapi potensi konflik horizontal itu supaya Pemuda Muhammadiyah tidak dianggap terlalu kritis, tidak anti Jokowi, akhirnya PP Pemuda Muhammadiyah menerima ajakan Pemerintah melalui Menpora itu,” jelasnya.
Imam pun mengaku sudah meminta Dahnil untuk mencari tahu siapa pelapornya, dan apa motif dibalik pelaporannya tersebut. Karena ini menjelang Muktamar Pemuda Muhammadiyah, Imam tidak ingin muncul tuduhan atau muncul suatu isu yang tidak penting untuk dipublikasikan.
“Yang paling penting cari pelapornya dulu, motifnya apa di balik ini semua. Kalau motifnya internal, tapi kenapa kemudian kok dibesarkan seperti sekarang,” ujar Imam.
Imam kembali menegaskan, berdasarkan obrolannya dengan Dahnil Anzar, kasus tersebut dibesar-besarkan diduga berkaitan dengan akan digelarnya Muktamar Pemuda Muhammadiyah. Tujuannya untuk menjegal salah satu calon dan mendorong calon yang didorong pihak lainnya.
Imam Nahrawi menyatakan kesiapannya diperiksa aparat penegak hukum jika memang keterangannya dibutuhkan dalam kasus dugaan korupsi kegiatan Kemah Pemuda Islam Indonesia tahun anggaran 2017. Imam pun berharap, munculnya kasus ini tidak lantas mencederai niat awal digelarnya kegiatan kemah tersebut.
“Silahkan (periksa). Tapi tolong jangan cederai niatan mulia mempertemukan dua kekuatan besar Ormas Islam Indonesia yang belum pernah terjadi itu,” kata Imam ditemui di Surabaya, Ahad (25/11).
Imam Nachrowi mengaku terkejut, kenapa tiba-tiba kasusnya muncul hari ini, seakan-akan ini didorong olehnya yang notabenenya kader NU. “Semua pihak jangan sampai saling menuduh, saling mendiskreditkan, apalagi menyebut nama sekan-akan Imam Nahrawi aktornya semua,” ujar Imam.
Terkait dengan pengembalian dana Rp2 miliar dari Pemuda Muhammadiyah ke Kemenpora, menteri asal Madura tersebut mengaku belum mengetahui secara detail. Namun,mekanismenya akan diserahkan ke Biro Keuangan karena butuh kajian serta telaah mendalam. (des/ Antara)