PARIS, (Panjimas.com) — Kepolisian Prancis menahan setidaknya 100 orang dalam aksi protes anti-pemerintah yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar di negara itu pada Sabtu (24/11), demikian menurut kepolisian.
Aksi protes kenaikan harga BBM berubah menjadi kekerasan ketika aparat keamanan menggunakan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa di jalan-jalan utama Paris, terutama di Champs-Elysees.
Para pengunjuk rasa yang mengenakan rompi kuning itu melancarkan gelombang aksi protes berskala nasional sejak pekan lalu.
Sejauh ini, sedikitnya dua orang tewas, lebih dari 750 orang, termasuk 136 petugas keamanan terluka dan 693 orang ditahan selama aksi demonstrasi yang berlangsung selama satu pekan tersebut.
Lebih dari seribu pengunjuk rasa juga berkumpul di depan Istana Elysee dan menyerukan agar Presiden Emmanuel Macron mengundurkan diri.
Namun, Presiden Prancis mengecam pengunjuk rasa dan mengatakan bahwa aksi para pengunjuk rasa sangat memalukan
“Sangat tidak tahu malu, orang-orang yang menyerang warga, wartawan dan politisi,” kicaunya melalui akun Twitternya.
Macron mengatakan tidak ada tempat untuk kekerasan di Prancis.
Menurut Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner sekitar 106.000 orang berpartisipasi dalam kurang lebih 1.600 aksi demonstrasi di seluruh negeri.
Aksi demonstrasi tersebutg menentang kebijakan reformasi pemerintah dan gelombang aksi meningkat di seluruh Prancis baru-baru ini.
Sebelumnya, jutaan warga juga menggelar aksi demonstrasi berskala nasional pada bulan Mei dan Juni lalu.[IZ]