RAMALLAH, (Panjimas.com) — Pemerintah Palestina mengecam keras penangkapan Gubernur Yerusalem Adnan Ghaith oleh Israel dalam serangannya pada hari Ahad (25/11) lalu.
“Penangkapan Gubernur adalah bagian dari kebijakan terus-menerus [Israel] dengan menargetkan kota yang diduduki, orang-orangnya, dan tempat-tempat suci,” pungkas juru bicara pemerintah Yousuf al-Mahmoud dalam pernyataannya.
Pasukan Israel menahan Adnan Ghaith dalam serangan fajar di rumahnya di lingkungan Silwan di Yerusalem Timur pada hari Ahad (25/11). Militer Israel tidak memberikan rincian tentang alasan penahanan Gubernur.
Juru bicara Palestina menuding pemerintah Israel berusaha memaksakan hegemoni dan menciptakan kesan bahwa negara itu berkuasa atas Yerusalem.
“Jerusalem merepresentasikan simbol eksistensi dan kelangsungan hidup di nurani Palestina, Arab, dan Islam,” ujar Yousuf.
Pada hari Kamis (22/11) lalu, pemerintah Israel melarang Ghaith memasuki wilayah Tepi Barat yang diduduki selama enam bulan.
Bulan lalu, Gubernur Yerusalem ditangkap oleh pasukan Israel dan ditahan di penjara selama dua hari sebelum dibebaskan.
Yerusalem tetap menjadi jantung dari konflik Timur Tengah selama puluhan tahun, dengan Palestina berharap bahwa Yerusalem Timur – yang diduduki oleh Israel sejak 1967 – mungkin suatu hari berfungsi sebagai ibu kota negara Palestina.
Hukum internasional terus memandang Yerusalem Timur, bersama dengan seluruh Tepi Barat, sebagai wilayah pendudukan dan menganggap semua konstruksi pemukiman Yahudi di sana sebagai ilegal.[IZ]