JAKARTA (Panjimas.com) – Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman periode 2015-2016, Rizal Ramli lewat akun twitternya @RamliRizal, Minggu (18/11/2018) mempertanyakan potensi bisnis yang seharusnya dapat dikelola oleh bangsa, bukan pihak asing.
“Mas @jokowi,, kok ini kaya sudah putus asa ? Sektor2 yg seharusnya untuk rakyat, UKM, dibebaskan 100% untuk asing spt warung internet, renda, pengupasan umbi2an, jasa survei, akupuntur, content internet dll ? Terus rakyat mau jadi kuli saja ? Ampun deh” tulis Rizal Ramli.
Menurutnya, ditetapkannya 54 bisnis dalam Daftar Negatif Investasi (DNI) itu tidak sejalan dengan Nawacita yang digaungkan Jokowi. Kebijakan tersebut pun diingatkan Rizal Ramli sebagai kampanye negatif jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
“Presiden @jokowi,, Mohon kebijakan yg sangat merugikan rakyat ini dibatalkan Sama sekali tidak ada roh Trisakti dan Nawacita-nya. Kok tega2nya ladang bisnis untuk rakyat, UKM, mau diberikan 100% sama asing ? Ini kampanye yg buruk sekali,” jelas Rizal Ramli.
Rizal Ramli menyesalkan kebijakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang melepas puluhan bidang bisnis dalam negeri untuk dikuasai asing. Dirinya lantas mempertanyakan apakah rezim Jokowi sudah putus asa mengembalikan ekonomi bangsa.
Seperti ramai diberitakan, Pemerintah menetapkan relaksasi aturan daftar negatif investasi (DNI) dengan membuka penanaman modal asing (PMA) hingga 100% di perusahaan yang bergerak di 54 bidang kegiatan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).
Menko Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan keputusan itu setelah dilakukan evaluasi oleh kementerian terkait. “PMA [penanaman modal asing] 100% tadinya dia hanya 30%, 20%, 49%, 67%, sekarang 100%, setelah evaluasi adalah 54 bidang kegiatan KBLI,” ujarnya di Istana Kepresidenan, Jumat (16/11/2018).
Di tempat yang sama, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, memaparkan sejumlah sektor industri yang membuka PMA hingga 100% itu. “Kami membuka agar investor bisa masuk. Beberapa adalah industri printing kain dan rajut, bidang usaha kemitraan kopra, kecap, kayu, susu kental, paku, mur, baut, kita buka saja. Lalu, crumb rubber [karet] kami buka,” katanya di Istana Kepresidenan, Jumat (16/11/2018) lalu. (des)