JAKARTA, (Panjimas.com) — Wakil Sekretaris Jenderal PAN Faldo Maldini menilai kritik Ketua Umum PSI, Grace Natalie terkait Peraturan Daerah (Perda) Syariah, tidak berdasar karena masing-masing kepala daerah memiliki instrumen dalam membuat aturan tersebut.
“Itu yang perlu diuji bersama-sama bahwa tadi di diskusi disampaikan Guntur Romli bahwa tidak takut islamophobia namun takut peran ustad dan alim ulama dihilangkan, nah itu bagaimana,” pungkas Faldo Maldini dalam diskusi bertajuk “Toleransi dan Kebebasan Beragama dalam Dinamika Pilpres 2019” yang diselenggarakan Setara Institute, di Jakarta, Jumat (16/11) lalu.
Faldo mengatakan kalau ada daerah yang mengatur adanya solat jamaah lalu produktifitas para Aparatur Sipil Negara (ASN) meningkat, maka mengapa tidak untuk dibuat.
Menurutnya, kalau pasca-kebijakan itu produktifitas ASN menurun maka perlu dibikin sehingga dirinya meyakini gubernur dan bupati/walikota tahu instrumen yang digunakan karena tidak bisa disama ratakan.
“Kita jangan Islamophobia, kalau ada Perda yang melarang non-muslim untuk bersekolah, itu harus dilawan. Karena itu perlu dibuka ruang dialogis,” ujarnya, dikutip dari Antara.
Faldo menilai setiap pernyataan tiap parpol memiliki dampak elektoral di masyarakat meskipun beberapa pihak tidak memikirkan dampak elektoral.
Oleh karena itu, menurutnya menilai PSI harus menjelaskan kepada publik terkait pernyataan Grace tersebut sehingga bisa diukur apakah mempengaruhi elektoral atau tidak.[IZ]