KABUL, (Panjimas.com) — PBB mengkonfirmasi adanya bentrokan baru di Distrik Malistan dan Jaghori, di Provinsi Ghazni, Afghanistan. Bentrokan ini menyebabkan lebih dari 5.000 keluarga terpaksa mengungsi dari wilayah tersebut.
Melalui pernyataan, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa ribuan keluarga itu sedang mencari perlindungan ke tempat-tempat yang relatif lebih aman di provinsi-provinsi tetangga.
“Ketersediaan makanan dan obat-obatan di pasar lokal terpengaruh. Harga-harga komoditas dasar meningkat dan pasokan bahan bakar terbatas. Ribuan keluarga yang meninggalkan rumah mereka terpapar kondisi musim dingin sehingga membutuhkan perlindungan dan kehangatan. Sejauh ini tidak ada tindakan penanganan di Jaghori maupun Malistan karena tidak ada akses yang menghubungkan para mitra dengan populasi yang terdampak pertempuran,” jelas OCHA, dikutip dari Anadolu Agency.
Pada Senin, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahed mengumumkan bahwa Distrik Malistan telah dikuasai dan 42 pasukan keamanan tewas.
Bentrokan meletus antara Taliban dengan para pejuang yang loyal kepada komandan Milisi Syiah-Hazara yang pro-pemerintah, Abdul Hakim Shujai, pekan lalu di Provinsi Uruzgan, yang kemudian meluas ke wilayah komunitas Hazara, di Jaghori dan Malistan.
OCHA mendesak semua pihak yang terlibat konflik untuk menghormati Undang-Undang Humaniter Internasional, melindungi penduduk sipil, dan memfasilitasi penyediaan bantuan oleh badan-badan kemanusiaan yang netral dan tidak memihak. Hal ini termasuk menjamin perjalanan yang aman bagi warga sipil yang berusaha meninggalkan wilayah terdampak konflik.
PBB mengungkapkan bahwa ada sekitar 1,5 juta orang yang terlantar akibat pertempuran di Afghanistan.[IZ]