GAZA, (Panjimas.com) — Keputusan mundurnya Menteri Pertahanan Israel Avigdor Liberman disambut gembira oleh Warga Gaza selang satu hari setelah gencatan senjata antara faksi-faksi perlawanan Palestina dan Israel diberlakukan.
Warga Gaza berkumpul merayakan kemenangan politik itu di depan rumah Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh yang bertepatan di depan Kamp Pengungsi Al-Shatii.
Para warga membawa bendera Palestina dan mengangkat poster bertuliskan “Liberman telah pergi, Haniyeh tetap menjabat”, “Netanyahu jatuh, perlawanan (Palestina) masih berdiri.”
Beberapa warga pun membakar foto Avigdor Lieberman, sementara yang lain menunjukkan luapan kegembiraannya.
Seorang pejabat Hamas, Hammam Utsman, berpidato di depan warga, “Lieberman mengancam akan membunuh Haniyeh, tapi Lieberman turun sedangkan Haniyeh masih bertahan”, dikutip dari Anadolu Agency.
Dalam pidatonya, Utsman berharap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump dapat mengundurkan diri seperti Avigdor Lieberman.
“Kelompok-kelompok perlawanan Gaza menang melawan Israel dalam ketegangan terakhir atas keberanian dan keterampilan militernya,”ujar Utsman.
Sekelompok warga Palestina di kota Rafah, wilayah Selatan Jalur Gaza menganggap pengunduran diri Lieberman sebagai sebuah kemenangan lantas mereka membagikan kue kepada orang-orang di jalanan.
Lieberman mengumumkan mundur dari jabatannya pada sebuah konferensi pers usai melakukan pertemuan dengan anggota dewan partainya, Partai Beiteinu Yisrael.
“Gencatan senjata (antara kelompok-kelompok Palestina dan Israel) tak berarti apa-apa selain menyerah kepada para teroris,” klaim Lieberman.
Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan dalam pernyataan melalui Twitter, “Pengunduran diri Lieberman adalah kemenangan politik untuk Gaza yang sukses berdiri tegak dan menciptakan gempa politik terhadap para penjajah.”
Ketegangan di Jalur Gaza dipicu peristiwa pengintaian oleh pasukan Israel.
Pada hari Ahad (11/11) kemarin sekelompok pasukan komando Israel menyusup memasuki hingga 3 km ke dalam wilayah Gaza dengan mobil sipil.
Pasukan Hamas yang menyadari aksi penyusupan tentara Israel itu berusaha menghadang mereka sehingga muncul bentrokan yang menewaskan 7 orang Palestina dan satu tentara Israel.
Sehari setelah insiden itu, kelompok-kelompok perlawanan Palestina di Gaza melancarkan serangan roket ke wilayah perbatasan Israel yang mengakibatkan satu tentara Israel terluka parah.
Kelompok-kelompok Palestina itu mengaku telah melancarkan serangan ke arah bus militer Israel itu sebagai balasan atas 7 warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel yang menyusup ke wilayah Gaza.
Setelah itu, Israel terus-menerus menghantam Gaza dengan serangan udara, sementara kelompok-kelompok Palestina di Gaza menanggapinya dengan serangan roket.
Setelah meningkatnya serangan di Jalur Gaza, kelompok perlawanan Palestina pada Selasa mengumumkan gencatan senjata dengan Israel dengan diperantarai Mesir.[IZ]