GAZA, (Panjimas.com) — Avigdor Lieberman memutuskan mundur dari jabatanya sebagai Menteri Pertahanan Israel usai kesepakatan gencatan senjata Gaza-Israel.
Putusan mundurnya Lieberman ini disambut baik oleh gerakan perlawanan Palestina Hamas di Gaza, Palestina.
Bagi Hamas dan rakyat Palestina, Avigdor Lieberman merupakan aktor intelektual tindak kekerasan terhadap warga Palestina, terutama di wilayah jalur Gaza.
Hamas mengatakan mundurnya Avigdor Lieberman sebagai sebuah kemenangan politik bagi rakyat Gaza.
“Pengunduran diri Lieberman mengisyaratkan pengakuan kekalahan dan kegagalan untuk menghadapi perlawanan Palestina,” pungkas Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas, dikutip dari Al Jazeera News Channel, Kamis (15/11.
Aviddor Lieberman menjadikan pengunduran dirinya sebagai bentuk protes keras atas terjadinya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dengan kelompok Palestina di Jalur Gaza yang diperantarai oleh Mesir.
Gencatan senjata itu diumumkan pada Selasa oleh faksi-faksi Palestina seperti Hamas dan Jihad Islam.
Gencatan senjata ini mengakhiri serangan udara Israel ke Gaza yang dilakukan dua hari setelah operasi rahasia pasukan komando Israel di wilayah tersebut. Palestina membalas serangan Israel dengan tembakan roketnya. Dalam serangan tersebut sedikitnya sebanyak 15 warga Palestina gugur dan dua warga Israel tewas.
Sementara itu, seorang nelayan Palestina Nawar Al Attar (20 tahun) tewas ditembak Angkatan Laut Israel setelah gencatan senjata diberlakukan. Nawar ditembak setelah melakukan penangkapan ikan di radius tiga mil di lepas pantai jalur Gaza utara yang dilarang oleh otoritas Israel. Hal itu pun membuat Hamas mempertanyakan kembali gencatan senjata di jalur Gaza.
“Jika Israel menghentikan agresinya dan kembali ke gencatan senjata, mungkin akan paham,” ujar Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh.[IZ]