GAZA, (Panjimas.com) — Setelah kedua pihak yakni Gerakan perlawanan Palestina dan Militer Israel sepakat untuk gencatan senjata dan saling menahan diri untuk tidak melancarkan serangan, pemerintah Mesir mengupayakan mediasi hingga menjadikan wilayah garis depan Gaza menjadi relatif aman dan kondusif.
Sebelumnya, Israel melancarkan serangan-serangan udara ke Jalur Gaza kemudian kelompok bersenjata Gaza membalas dengan menembakkan roket-roket ke wilayah Israel, pertempuran ini disebut sebagai konflik terhebat sejak perang tahun 2014.
Pertempuran berhenti pukul 17.00 waktu setempat (pukul 23.00 WIB) dan seorang pejabat Palestina yang memberikan taklimat mengenai perundingan mengatakan faksi-faksi Gaza menghentikan serangan sebagai bagian dari perjanjian yang diusulkan Mesir. Para pejabat Israel membenarkan Kairo terlibat dalam pengaturan pada Selasa (13/11).
Sejak Senin (12/11) lalu, serangan-serangan udara Israel membunuh tujuh warga Palestina, dan menghancurkan beberapa bangunan di Gaza yang dikelola Hamas.
Serangan-serangan roket dari Gaza menyebabkan warga di bagian selatan Israel pergi mencari tempat-tempat perlindungan, melukai puluhan orang dan menewaskan seorang buruh asal Palestina dari Tepi Barat, yang diduduki Israel.
Pertempuran itu dipicu penyusupan pasukan komando Israel ke wilayah Gaza pada Ahad (11/11) lalu akan tetapi gelombang kekerasan dipicu penderitaan ekonomi yang dihadapi warga Gaza. Israel telah lama memblokade wilayah tersebut
Penyerangan Israel dan aksi balasan Palestina merupakan insiden paling hebat sejak perang Gaza tahun 2014, ketiga antara Israel dan Hamas dalam satu dekade sebagai bagian dari konflik Israel-Palestina yang lebih luas. Dalam perang 50-hari itu, lebih 2.100 warga Palestina tewas, sebagian besar warga sipil, sementara di pihak Israel, 65 tentara Israel dan tujuh warga sipil tewas.
Hamas dan faksi-faksi bersenjata Palestina di Gaza mengatakan dalam pernyataan pada Selasa, mereka akan mematuhi gencatan senjata “sepanjang musuh Zionis melakukan hal yang sama”.
Juru bicara Hamas, Abdel Latif Al-Qanoua mengatakan para warga Gaza telah “memberi pelajaran keras bagi musuh dan membuat mereka mempertanggungjawabkan kejahatan-kejahatan yang dilakukannya”.
Saat ditanya apakah Israel sedang menuju gencatan senjata, Menteri Keamanan Israel Yuval Steinitz menyatakan, setelah perdebatan kabinet yang berlangsung beberapa jam, dia mengetahui tak ada gencatan senjata resmi, Ia masih menunjukkan sikap yang gamang.
“Saya akan mengatakan bahwa definisi yang lebih akurat adalah bahwa militer Israel mendaratkan pukulan keras dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Hamas dan kelompok-kelompok teroris di Gaza, dan kita akan melihat apakah itu akan cukup atau apakah pukulan lebih lanjut akan diperlukan,” ujarnya.[IZ]