ALGIERS, (Panjimas.com) — Juru Bicara Hamas, Sami Abu Zuhri menyatakan gerakan perlawanan di Palestina merupakan bentuk upaya memberikan ‘pelajaran’ yang serius pada Israel. Hal ini disampaikannya saat memberikan pidato di Aljazair dalam aksi solidaritas Gaza yang digelar Gerakan Masyarakat untuk Perdamaian (MSP).
Untuk diketahui, MSP adalah partai terbesar yang berafiliasi dengan gerakan Islam di negara Afrika Utara.
“Kami mengajarkan Israel pelajaran yang serius, dan ini adalah pesan untuk Israel,” tegasnya, dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (14/11).
Sami Abu Zuhri mengatakan, sikap yang ditunjukkan kelompok perlawanan akan tergantung pada perilaku Israel pada Palestina. Pada Selasa (13/11) waktu setempat, kelompok tersebut mengumumkan gencatan senjata dengan Israel. Gencatan senjata yang diperantarai Mesir.
Gencatan senjata menyusul meningkatnya ketegangan yang terjadi di wilayah perbatasan Gaza, antara Israel dan kelompok perlawanan dari Palestina. Seusai Israel menyerang Gaza pada Senin (12/11) waktu setempat, tujuh warga Palestina gugur menjadi martir dan 25 korban lainnya terluka.
Sementara itu, roket yang ditembakkan oleh kelompok-kelompok Palestina di Gaza menewaskan seorang perwira Israel dan melukai 50 lainnya.
Sekelompok tentara dari pasukan khusus yang berafiliasi dengan tentara Israel pada Ahad (11/11) lalu menyusup ke Gaza dengan kendaraan sipil. Pasukan Israel tersebut pun diawasi oleh Brigade al Qassam setelah memasuki tiga kilometer wilayah Gaza. Hal ini memicu konflik bersenjata yang mengakibatkan satu warga Palestina syahid dan tentara Israel tewas.
Gerakan perlawanan Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam kemudian melakukan serangan roket dan melukai tentara Israel. Kelompok-kelompok Palestina menyatakan serangan yang menghantam sebuah bus di Israel adalah pembalasan untuk seorang anggota yang hilang dan syahid pada Ahad kemarin.
Sejak 30 Maret lalu, lebih dari 200 warga Palestina telah menjadi martir oleh tembakan tentara Israel dan ribuan lainnya terluka.[IZ]