JAKARTA, (Panjimas.com) – Kurang dari satu tahun lagi Indonesia kembali menggelar hajatan besar pesta demokrasi. Pemilihan Umum 2019 ini selain memilih para wakil rakyat, juga menentukan siapa yang akan naik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia lima tahun mendatang. Suhu politik tanah air yang kian memanas membuat PPI perlu menyatakan sikap untuk mendorong berlangsungnya pemilu sehat.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah menetapkan masa kampanye, dimulai pada 23 September 2018 lalu. Sesuai jadwal, prosesi kampanye ini akan berlangsung hingga tanggal 13 April 2019. Kemudian seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih akan berpartisipasi dalam pemungutan suara serentak pada 17 April 2019.
Seperti layaknya orang berjualan, pada masa kampanye ini seluruh partai politik, calon anggota legislatif hingga pasangan calon presiden saling berebut simpati. Beragam cara dilancarkan. Awalnya dari kampanye santun, hingga suasana makin panas dengan maraknya ujaran kebencian juga fitnah antar peserta pemilu.
Para mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPI Dunia) melihat bahwa selayaknya pemilu dapat berlangsung dengan damai, karena pemilu sangat penting untuk menuju demokrasi Indonesia yang stabil dan kuat. “Kita perlu untuk bersikap lebih kritis terhadap proses kampanye dan pemilu agar perdebatan berlangsung secara sehat”, kata Fadjar Mulya, Koordinator PPI Dunia sekaligus alumni penerima Beasiswa Aktivis Nusantara Dompet Dhuafa Angkatan IV Universitas Gadjah Mada. Selasa, (13/11).
PPI Dunia sendiri adalah organisasi yang menaungi 56 PPI Negara di seluruh dunia. Sedangkan PPI Negara kerap dijadikan wadah bagi para mahasiswa Indonesia di masing-masing negara manca untuk mengadakan kegiatan bersama dan saling mencurahkan gagasan. Dalam konteks pemilu, keberadaan PPI dapat menjadi ajang strategis untuk melakukan edukasi politik dan menjadi kantong suara yang signifikan. Namun pada sisi lain, posisi PPI tersebut rentan ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan politik tertentu.
Bertolak dari kekhawatiran tersebut, PPI Dunia memandang perlu untuk menjaga kegiatan-kegiatannya dari indikasi keberpihakan yang menguntungkan salah satu pihak. Karenanya, PPI Dunia secara resmi menyampaikan pernyataan sikap mereka.
Ada empat poin penting yang mereka sampaikan dalam pernyataan sikap tersebut. Pertama, PPI Dunia secara organisasi menyatakan sikap netral kepada seluruh peserta Pemilu 2019.
Kedua, PPI Dunia mengajak semua pihak yang terlibat dalam Pemilu 2019 untuk lebih mengedepankan diskusi gagasan, program dan kebijakan peserta pemilu secara seimbang, serta menolak penyebarluasan berita bohong dan pembahasan SARA, yang dapat menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat dan kesenjangan sosial.
Poin ketiga adalah PPI Dunia mendorong seluruh mahasiswa Indonesia di luar negeri untuk menjadikan pemilu sebagai wadah pembelajaran politik menuju demokrasi Indonesia yang stabil dan kuat. Dan terakhir, PPI Dunia menghimbau semua warga negara Indonesia untuk menggunakan hak pilihnya secara bertanggungjawab sesuai asas pemilu yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. [RN]