JAKARTA (Panjimas.com)— Novelis Asma Nadia ditemani kakaknya Helvy Tiana Rosa dan anaknya yang lulusan fakultas hukum UI, melaporkan seorang warganet, JanieNya Hearteu ke polisi karena menudingnya sebagai penyembah hoax dan HTI.
Asma mendatangi kepolisian Polres Depok pukul 13.00 WIB. Asma melaporkan akun @Zyopi dengan Pasal 27 ayat (3) jo Pasal 45 ayat (3) UU ITE. Saat membuat laporan, Asma tidak ditemani pengacara. Dalam laporannya, Asma telah membawa bukti print out unggahan cuitan @Zyopi.
Asma mengaku, sudah memberikan waktu 24 jam untuk JanieNya meminta maaf, tetapi tidak direspons pemilik akun Twitter @Zyopi itu. “Kita sudah ngasih kesempatan 24 jam untuk dia mengoreksi (kalimatnya dan meminta maaf) tapi yang bersangkutan tidak merespons,” kata Asma Nadia, Selasa (13/11).
Di salah satu cicitannya, @zyopi menyebut tidak pernah tertarik membeli buku Asma Nadia. “Saya penggila buku. Setiap hari saya pasti baca buku. Tapi entah saya gak pernah tertarik membeli buku @asmanadia Ternyata feeling saya bagus. Tanpa sadar saya menolak keras berinteraksi dalam bentuk apa pun dengan orang-orang penyembah hoax dan HTI,” tulis JanieNya.
Asma pun langsung bereaksi. Saat berbincang dengan Republika.co.id, Senin (12/11), Asma akan melaporkan JanieNya ke polisi jika tidak segera melayangkan permintaan maaf paling lambat Selasa (13/11) Bakda Zuhur.
“Permintaan maaf atau pukul 11.05 paling lambat bakda zuhur besok saya akan ke kantor polisi. Saya bodoh soal hukum tapi semoga ananda @putrisalsa1 yang lulusan FHUI bisa membantu bundanya. Malam nanti akan kami bahas,” tulis Asma dalam Twitternya, Senin.
Pasca mendapatkan tudingan penyembah hoaks dan HTI, Asma langsung mengirimkan pesan kepada akun @Zyopi. Namun, kata Asma, JanieNya tampaknya merasa tidak bersalah dengan cicitannya di Twitter.
“Kayaknya dia engga merasa salah gitu, kan dia sempat balas mention saya sekali, dia bilang ‘tolong lihat lagi twit saya, saya tidak pernah tertarik membeli buku Anda disertai nama (@asmanadia), tapi saya tidak menyebutkan nama siapa pun yang menyembah hoax dan HTI hanya menyebut orang-orang’,” kata Asma menuturkan balasan dari @Zyopi.
Padahal, ujar pemilik nama asli Asmarani Rosalba ini, tudingan tersebut dilakukan @Zyopi dalam satu kali tweet. Sehingga, tuduhan penyembah hoaks dan HTI tentu kembali mengarah kepada nama yang disebutkan pada kalimat sebelumnya.
Bahkan, teman-temannya yang ahli di bidang bahasa pun, sambung Asma, beranggapan sama. Bahwa kalimat ‘tanpa sadar saya menolak keras berinteraksi dalam bentuk apa pun dengan orang-orang penyembah hoaks dan HTI’ maksud orang-orang tersebut tentu kembali pada @asmanadia yang dituliskan @Zyopi di kalimat sebelumnya.
“Memangnya siapa orang-orang ini, apa JK Rowling? Kan engga (karena) itu tidak dimuat dalam tweet terpisah,” ucap dia.
Karena tidak ada iktikad baik dari JanieNya, Asma memutuskan membawa kasus tersebut ke ranah hukum. JanieNya pun, kata Asma, tidak merespons pesannya ketika mengatakan akan membawa tudingannya kepada kepolisian.“Saya bilang akan ajukan ke kepolisian, dia engga bales,” ucapnya.
Akun Twitter penulis buku best seller, Asma Nadia, @asmanadia tiba-tiba ramai diserbu dukungan dari warganet. Mereka mendukung Asma yang dituduh menjadi penyembah hoaks dan HTI oleh seorang warganet, JanieNya Hearteu pemilik akun @zyopi.
Cuitan Twitter
Asma Nadia, pendiri Forum Lingkar Pena itu mengaku terkejut karena tidak pernah berinteraksi dengan JanieNya. Asma menuturkan, awalnya JanieNya merefer tweet miliknya di Twitter yang mengajak teman-teman di Depok menonton film Hanum & Rangga, yang diangkat dari novel Hanum Rais dan suaminya, Rangga Almahendra.
“Ada boomerang Asma dan Hanum. Jadi Asma mengajak yang di Depok. Kebetulan Asma akan nonton di CGV hari pertama. Malamnya. Dari situ dia mencuit seperti itu, menuduh (saya) penyembah hoax dan HTI,” kata istri Isa Alamsyah ini.
Meski merasa dirugikan, Asma mengaku tidak tersinggung dan emosi. Namun menurut Asma dan keluarganya, persoalan itu bisa menjadi ajang edukasi kepada masyarakat Indonesia.
“Asma gak biasa tersinggung. Kali ini pun Insya Allah bukan karena tersinggung. Tapi menurut Asma dan keluarga hal seperti ini harus diedukasi. Silakan bilang gak suka. Gak apa-apa. Bilang gak mau baca buku Asma Nadia, juga gak apa-apa. Atau silakan juga bertanya kalau ada hoax yang Asma sebarkan dari buku-buku Asma atau paham tertentu dari 55 buku Asma Nadia,” imbuh adik dari penulis Helvy Tiana Rosa itu.
Ia berpendapat, prasangka yang dicuitkan ke ranah publik menjadi tuduhan dan fitnah. Asma bahkan mengaku sempat menjadi korban perisakan karena membela film Hanum & Rangga.
“Bukan Asma memaksa orang bilang film itu bagus. Cuma menurut Asma pisahkan film sama penulisnya. Jadi (penilaian) gak subjektif. Kalau kemudian tak suka filmnya gak apa. Tapi jangan mengata-ngatai filmnya based on ketidaksukaan kepada penulisnya. Ga fair buat team besar di film itu. Ada editor, dip, dop, sutradara, penata kostum, scoring, dll. Kritisi mereka. Mau gak suka dengan kerja mereka setelah menonton filmnya sah saja. Tapi based on filmnya,” ujar Asma yang baru saja menerbitkan buku ‘Cinta dalam 99 Nama-Mu’.
Yang jadi pertanyaan Asma adalah mengapa JanieNya mendadak menuduh Asma. “Insya Allah kalau sampai dengan jam 11 siang besok gak ada niat baik, akan dilakukan (pelaporan ke polisi),” ucap penulis novel ‘Surga yang tak Dirindukan’ itu.
Meski demikian, ia mengaku senang karena banyak warganet yang mendukungnya. “Alhamdulillah. Terima kasih. Jujur haru dengan banyaknya pembelaan di Twitter. Hampir semua mendorong Asma untuk menindaklanjuti secara hukum. Bahkan sebagian minta dilakukan sekarang saja gak usah tunggu 24 jam,” ujar dia.
Penulis novel ‘Assalamualaikum Beijing’ ini mengaku tetap berprasangka baik. Ia berpendapat JanieNya mungkin khilaf, emosi atau terpacu alasan lain. Ia pun berharap persoalan ini diselesaikan baik-baik tanpa harus melewati ranah hukum. “Semoga jadi pelajaran bagi banyak pihak agar tidak merasa aman berlindung di balik akun tanpa identitas jelas. Lalu sewenang-wenang menuduh dan memfitnah,” kata penulis kelahiran Jakarta, 46 tahun lalu itu. (des)