JAKARTA, (Panjimas.com) – Salah satu masalah yang menjadi pekerjaan rumah di Indonesia adalah masih adanya genderuwo ekonomi yang selalu menggerogoti kekayaan alam Indonesia.
Direktur Materi Debat dan Kampanye Parabowo-Sandi (PADI) mengungkapkan hal itu di sela-sela acara Deklarasi Relawan PADI se eks Karesidenan PATI di Wisma Haji Rembang, Sabtu (10/11).
“Kita harus waspada pada genderuwo ekonomi, bentuknya tidak nampak tapi menakutkan. Kalau kita bisa memberantas genderuwo ekonomi, maka politik kita menjadi baik,” tandas kata Sudirman, yang juga Koordinator Pemenangam PADI Jateng.
Menurut pria yang akrab disapa Pak Dirman ini, genderuwo ekonomi ini adalah orang-orang yang ingin memanfaatkan kesempatan untuk menguasai negara dengan cara yang tidak transparan. “Sehingga kita harus fokus pada pemberantasan gendurowo ekonomi, karena (mereka) adalah orang-orang yang ingin memperoleh kesempatan-kesempatan dwngan tidak trasnparan,”ujar Menteri ESDM RI periode 2014-2016 ini.
Pak Dirman menwgaskan, jika Prabowo-Sandi diberi amanah oleh masyarakat Indonesia, para genderuwo ekonomi itu akan disingkirkan agar ekonomi Indonesia menjadi sehat. Ekonomi yang sehat pada gikirannya akan mampu mensejahterakan rakyat.
Karenanya Sudirman mengajak para relawan untuk memenangkan pasangan PADI di Jateng pada Pilpres 2019 mendatang. Menurut dia, kemenangan di Jateng akan membawa dampak besar bagi kemenamgan PADI secara nasional.
“Di luar Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan suara Prabowo-Sandi baik. Di Jawa Barat juga demikian. Jawa Timur selisihnya sedikit. Tapi di Jateng jaraknya jauh. Karena itu kita perlu kerja keras untuk mengejar selisih suara itu,” terang Sudirman.
Sudirman meyakini dengan kerja keras, dan kerja cerdas maka suara PADI akan meningkat pesat di Jateng.
“Kita harus kerja keras, kerja cerdas. Jangan terpengaruh dengan isu, hoax, atau istilah-istilah yang membingungkan. Fokus pada kerja bagaimana menarik simpati masyarakat,” tutur dia.
“Sekali lagi saya berpesan kepada relawan, jangan ikut kampanye hitam, jangan ikut-ikutan kata-kata yang kemarin dilontarkan tokoh, karena dua tema yang mesti dicarikan solusi adalalh ekonomi dan harga kebutuhan pokok terjangkau, istilah–istilah yang mboten jelas itu diabaikan saja, mari ikut menjadi warga negara yang bermartabat,” jelasnya lagi. [ES]