JENEWA, (Panjimas.com) — Penyelidik khusus HAM PBB untuk Myanmar mendesak Bangladesh agar mengurungkan rencana untuk memulai pemulangan ratusan ribu pengungsi Rohingya ke negara bagian Rakhine, Myanmar, bulan ini. Hal ini disampaikan Yanghee Lee Selasa (06/11) lalu.
Lee memperingatkan, para pengungsi Rohingya tersebut kemungkinan akan menghadapi penganiayaan lanjutan.
Bangladesh dan Myanmar pada 30 Oktober lalu setuju untuk memulai pemulangan para pengungsi Rohingya ke Myanmar pada pertengahan November.
Sementara itu, Badan Urusan Pengungsi PBB mengatakan, keadaan di negara bagian Rakhine belum kondusif bagi para pengungsi untuk kembali ke sana.
Pelapor khusus PBB terkait HAM di Myanmar, Yanghee Lee, mengatakan, pihaknya telah menerima informasi yang bisa dipercaya dari para pengungsi di Cox’s Bazar, Bangladesh, bahwa mereka ketakutan nama-namanya berada dalam daftar yang akan dipulangkan. Para pengungsi merasa tertekan dan cemas, dikutip dari Antara.
Yanghee Lee belum melihat ada bukti bahwa pemerintah Myanmar telah membangun keadaan yang memungkinkan para pengungsi Rohingya kembali ke tempat mereka berasal.
“Pemerintah belum bisa menjamin warga Rohingya hidup dengan aman dengan hak-hak mereka yang terjamin”, paparnya.
Lee memperingatkan, akar penyebab krisis tersebut harus menjadi hal pertama yang ditangani, termasuk hak mendapatkan kewarganegaraan serta kebebasan untuk bergerak.[IZ]