KHARTOUM, (Panjimas.com) — Pemerintah Sudan memutuskan untuk menaikkan subsidi tepung sebesar 40 persen, demikian pernyataan Kementerian Keuangan Sabtu (3/11). Kebijakan ini diambil setelah upaya pengurangan subsidi tahun ini mendorong naiknya harga-harga roti menjadi lebih tinggi sehingga memicu gelombang aksi protes massa.
Pemerintah Sudan akan menghabiskan dana sebesar 35 juta pound Sudan (sekitar Rp10,99 miliar) setiap harinya, bukan 25 juta, demikian penjelasan Kementerian Keuangan.
Keputusan untuk mengurangi subsidi roti tahun ini memicu gelombang aksi protes yang jarang terjadi di seluruh negeri setelah harga roti naik dua kali lipat. Inflasi naik hingga mencapai 66 persen pada Agustus, ini salah satu tingkat tertinggi di dunia.
Sudan mengalami masalah perekonomian sejak wilayah selatan Sudan memisahkan diri pada tahun 2011 dan mendeklarasikan diri sebagai negara merdeka bernama Sudan Selatan. Penghasilan minyak Sudan berkurang tiga perempat akibat pemisahan itu sehingga mencabut sumber devisa bagi Khartoum.
Sudan pada Oktober lalu menurunkan nilai mata uangnya setelah sekelompok bank dan perusahaan-perusahaan penukaran uang ditugaskan menetapkan nilai tukar mata uang negara itu berdasarkan sistem baru yang dibuat pemerintah guna mengatasi kekurangan mata uang asing.[IZ]