JAKARTA (Panjimas.com) — Ribuan umat Islam sejak Subuh memadati area GOR Soemantri Brodjonegoro, Ahad (4/11/2018) pagi. Selain melaksanakan Subuh berjamaah, dalam kegiatan tersebut juga diadakan Tabligh Akbar dan deklarasi Komando Ulama Pemenangan Prabowo Sandi (Koppasandi).
Tiba sekitar pukul 09.30, mengenakan safari coklat, Calon Presiden No urut 02, Prabowo Subianto menyapa seluruh ulama, tokoh, masyarakat tak terkecuali emak-emak. Menurut dia, emak-emak merupakan kaum hawa yang paling merasakan kesulitan ekonomi saat ini.
“Saya bangga emak-emak ini paling depan menyuarakan aspirasinya dan gigih dalam memerjuangkan kesejahteraan masyarakat. Tapi, anehnya sekarang istilah emak-emak dilarang. Padahal, istilah itu bukan kami yang buat,” ungkap Prabowo mengawali pidatonya.
Di tengah puluhan ulama, Calon Presiden No. 02 Prabowo Subianto mengaku kaget dengan adanya Koppasandi. Hal itu mengingatkannya saat muda di Kopassandha. “Disini ada Danjen, ada Panglima FPI. Wah, kita kalah pak Djoko he he he,” ujarnya berseloroh.
“Saya telah akrab dengan ulama sejak saat itu dan saya tegaskan, umat Islam bukan umat yang ingin mengancam NKRI. Tidak boleh ada istilah ekstrim, intoleransi, radikal dan sebagainya yang disematkan kepada umat Islam,” lanjutnya.
Di sisa waktu lima bulan atau 150 hari menjelang Pilpres 2019 pada April mendatang ia mengingatkan kepada umat Islam tidak terpancing kiri dan kanan. “Saya tentunya kurang dalam ilmu agama, tetapi ilmu negara, ekonomi, perang, dan pertahanan saya paham. Hati-hati, kekuatan asing selalu ingin mengadu domba. Otak intel sangat pintar untuk memecah belah,” Prabowo memaparkan.
Mantan Danjen Kopassus itu juga mengimbau kepada adik-adik junior di pemerintahan, TNI, Polri, dan intelijen untuk tidak berpihak pada golongan tertentu. Tapi harus berada di tengah-tengah rakyat, nusa dan bangsa.
“Sumpah Bhayangkari adalah sumpah membela negara, bukan membela kelompok. Adik-adikku, setialah kepada sumpah. Kau adalah pelindung kita semua. Adanya tentara, polisi, intel, itu dibayar oleh rakyat, oleh APBN. Kau adalah bhayangkari seluruh bangsa Indonesia,” tegas Prabowo dengan lantang.
“Saudara tau mana yang benar. Kalian harus membela seluruh rakyat Indonesia. Kami akan tunduk dan patuh kepada rakyat Indonesia. Demi Allah, saya akan patuh kepada rakyat Indonesia,” sambungnya.
Prabowo menandaskan bahwa sejak puluhan tahun lalu ia berjuang untuk bangsa dan negara, bukan untuk partai, kekuasaan apalagi keluarga.
“Kau (abdi negara) harus berada di atas semua kelompok. Karena itu, saya bersama (SBY) Yudhoyono membawa ABRI keluar dari politik. Sebagai Panglima Kostrad, saya dulu menyarankan agar Pak Harto turun agar tidak melawan rakyat dengan jumlah lebih besar. Saya buktikan kalau saya tidak memiliki kepentingan untuk pihak tertentu,” ujarnya.
Di akhir pidatonya, Prabowo bernazar (janji), jika dirinya terpilih menjadi Presiden maka akan menjemput Habib Rizieq Shihab (HRS) ke Indonesia. “Ingat, kekuasaan adalah amanat, kekuasaan akan datang dan pergi. Yang penting jangan sampai kita kehilangan kehormatan dan kecintaan dari rakyat,” tutupnya. (des)