ISLAMABAD, (Panjimas.com) — Ribuan muslim berbondong-bondong menghadiri pemakaman pemimpin Jamiat Ulama Islam (JUI) dan ulama terkemuka Pakistan, Maulana Samiul Haq. Ia ditikam hingga meninggal dunia di kediamannya di Rawalpindi Jumat (02/11).
Prosesi Sholat Jenazah hingga doa untuk mengiringi pemakaman Maulana Samiul Haq dimulai sekitar pukul 3:30 sore di Perguruan Tinggi Pemerintah Khushhal Khan Khattak di Akora Khattak dimana ribuan pelayat dari seluruh penjuru negeri dan para pejabat asing hadir.
Putra tertua Maulana Samiul Haq, Maulana Hamidul Haq memimpin prosesi pemakaman. Gubernur KP Shah Farman, KP CM Mahmood Khan, pemimpin PTI, pemimpin senior PML-N Raja Zafarul Haq, mantan gubernur Iqbal Zafar Jhagra, Sahibzada Tariqulllah, Mufti Shahabuddin Popalzai, Mufti Adnan Kakakhel, Ashraf Ali Thanvi, Ketua JI Sirajul Haq, Liaquat Baloch , ANP Ghulam Ahmed Bilour, Allama Mohammad Ahmed Ludhyanvi dan Kepala Jamatud Dawa Hafiz Saeed turut hadir dalam pemakamannya.
Dia dimakamkan bersama ayahnya Maulana Abdul Haq di Madrasah Darul Haqqani.
Pemakaman diadakan di Akora Khattak, kota asal Samiul Haq yang terletak sekitar 123 kilometer (76 mil) dari ibukota Islamabad, dihadiri oleh ribuan mahasiswanya, aktivis partai JUI, politisi dan para anggota parlemen.
Ia dikebumikan di halaman Jamia Haqqania, disana Ia bertindak sebagai kepala sekolah selama beberapa dekade.
Haq, 82 tahun, ditikam sampai mati oleh dua tamu tidak dikenal yang datang menemuinya di kediamannya, demikian menurut penyelidikan awal.
Penyelidikan Awal
Pengawal dan pelayannya yang ditahan oleh polisi saat diinterogasi pada memberitahukan para penyelidik bahwa kedua tamu itu datang dan ingin melihat Haq yang sedang beristirahat di kamar tidurnya.
Menurut pengawal dan pelayannya, Haq, mengirim dia ke pasar terdekat untuk membeli jamuan bagi tamunya itu. Ketika mereka kembali ke rumah, mereka menemukan Haq terbaring dalam genangan darah, tutur penjaga dan pembantu itu mengaku.
Menurut Harian berbahasa Inggris “Dawn”, Kepolisian telah membebaskan dua pekerja Haq itu sehingga mereka dapat menghadiri pemakaman Haq yang menunjukkan bahwa keduanya dapat ditahan untuk pertanyaan lebih lanjut.
Menurut FIR Jamiat UIema-e-Islam-Samiul Haq (JUI-S), ia menderita 10 hingga 12 luka di pundak, dada, telinga, dan dahinya. Keluarga mengatakan mereka tidak ingin pemeriksaan postmortem dilakukan karena tidak sesuai dengan Syariah.
Pekerja laboratorium forensik dan petugas investigasi telah mengumpulkan bukti-bukti dari kamar Maulana Samiul Haq. Mereka mengambil sidik jari dari beberapa barang di dalam ruangan dan telah mengakses rekaman CCTV dari ruang rekaman masyarakat perumahan. Mereka juga membawa dua pekerja Maulana Haq untuk diinterogasi
Peneliti mengumpulkan bukti dari Perumahan Safari. Tidak ada pernyataan resmi yang diberikan oleh polisi tetapi akan rekaman CCTV dari daerah sekitarnya dan materi lain, termasuk beberapa barangnya, diambil untuk penyelidikan.
Pada Jumat (02/110 malam, Presiden Dr Arif Alvi mengungkapkan kesedihannya atas kematian Haq dan memuji pengabdian dan aktifitas dakwah, sosial dan politiknya.
Perdana Menteri Imran Khan, yang saat ini berada di China, mengutuk pembunuhan brutal tersebut. “Negara ini telah kehilangan seorang ulama besar,” ujarnya.
Perdana menteri Imran Khan memerintahkan penyelidikan atas insiden itu dan meminta laporan segera. Pembunuhan ini mengguncang publik Pakistan, ditengah pergulatan pemerintah dengan aksi protes terhadap penista agama Asia Bibi. Setelah Mahkamah Agung di negara itu membebaskan seorang wanita Kristen Pakistan atas tuduhan penodaan agama
“Bapak Taliban”
Maulana Sami ul-Haq meninggal dalam usia 82 tahun, Ia memiliki pengaruh besar atas gerakan Taliban di negara tetangga Afghanistan dan di Pakistan. Ia memimpin faksi sendiri dari sebuah partai politik berbasis agama, Jamiat Ulema-e-Islam.
Maulana Sami ul-Haq, merupakan seorang mantan senator, Ia adalah kepala seminari religius terkenal “Darul Uloom Haqqania” di kota Akora Khattak di bagian Barat Laut Provinsi Khyber Pakhtunkhwa di mana beberapa pemimpin Taliban Afghanistan, termasuk pemimpin pendiri mereka yang terbunuh Mullah Muhammad Umar, belajar disana. Untuk alasan ini, Maulana Sami ul-Haq sering disebut sebagai “Bapak Taliban”.
Murid-muridnya selalu memanggil Haq sebagai “Bapak Taliban”. Sami ul-Haq pernah mengatakan bahwa dalam tradisi lokal, seorang guru adalah seperti seorang ayah dan seorang pemimpin spiritual.
Bulan lalu, delegasi Afghanistan bertemu dengan Sami ul-Haq. Ia diminta untuk memainkan peranan mediasi dalam pembicaraan damai dengan Taliban. Haq sepakat dengan perannya itu. Ia mengatakan, Amerika Serikat dan kekuatan internasional lainnya menghalangi upaya perdamaian di Afghanistan.
Maulana Sami ul-Haq pernah menjadi anggota Senat dari tahun 1985 hingga 1991. Ia kemudian juga menjabat satu periode lagi pada tahun 1991 hingga 1997.
Dalam pemilihan umum bulan Juli ia selaras dengan partai Pakistan Tehreek-e-Insaf yang berkuasa.[IZ]