JAKARTA, (Panjimas.com) – Ustadz Somad kemudian menjelaskan soal strategi dakwah Rasulullah setelah menerima wahyu dari Allah. Ketika itu, Rasulullah diperintahkan untuk memberi peringatan terlebih dahulu kepada kerabat dekat dan keluarganya.
“Satu orang mendapat hidayah karena mulutmu itu lebih baik daripada engkau memiliki seekor unta berwarna merah (kendaraan yang paling mewah saat itu).” Ujarnya saat memberikan tausiah di Masjid At-Tin, Jakarta Timur, Sabtu (3/11). Demikian dilansir republika.
Rasulullah lantas memanggil kerabat dan keluarganya dan kemudian naik ke atas bukit Shafa.
Nabi berkata, “Hai keluarga dekat, andai aku katakan di belakang bukit shafa ada bukit besar bernama Jawal Abi Qubais, andai aku katakan di belakang ini ada pasukan yang menyerang Makkah, apakah kalian percaya?”
Mereka lantas menjawab, “Kami percaya karena sejak kecil engkau tidak pernah berbohong.” Karena akhlaknya yang jujur, Rasulullah diberi gelar Al-Amin, artinya orang yang dapat dipercaya.
Rasulullah pun berkata, “Andai aku katakan bahwa aku telah menerima wahyu dari Allah dan Jibril sudah turun, dan aku adalah Nabi yang terakhir, apakah kalian percaya?”
Saat itu Abu Lahab kemudian berkata, “Celakalah engkau Muhammad. Pamanmu berani kau ajak untuk menyembah tuhan yang baru.”
Abu Lahab sendiri adalah saudara kandung ayah Nabi SAW. Muhammad adalah anak Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusoy. Abdullah memiliki saudara kandung bernama Abdul Uzza atau yang dikenal dengan Abu Lahab.
Ustadz Somad mengatakan ‘Uzza’ adalah nama Tuhan kaum kafir Quraisyi. Abdul Uzza artinya hamba berhala. Maka, turunlah firman Allah dalam Alquran surat Al-Lahab. Di antara orang-orang terdekat Rasulullah, yang pertama menerima dakwah adalah istrinya Siti Khadijah.
Selanjutnya, orang kedua yang masuk Islam adalah Ali bin Abi Thalib. Ustadz Somad, nama Ali diberikan kepadanya karena Allah memuliakan wajahnya karena ia tidak pernah bersujud untuk menyembah berhala. Ali masuk Islam saat usianya 10 tahun.
Sehingga, Ali adalah golongan anak-anak yang pertama masuk Islam. Sahabat yang dekat dengan Rasullah, Abu Bakar Siddiq, adalah orang yang selanjutnya menerima dakwah Rasulullah.
Dalam perjalanan dakwahnya, Islam pertama-tama disebarkan oleh Rasul secara ‘sir’ atau diam-diam. Namun, Rasul tidak selamanya menjalankan dakwahnya secara sembunyi-sembunyi. Nabi SAW kemudian berdo’a kepada Allah agar Islam diberi kekuatan dan kemenangan.
Saat itu, terdapat dua orang kafir yang dianggap perkasa yang diharapkan Rasulullah agar masuk Islam, yaitu Umar bin Khattab dan Amru bin Hisyam. Umar bin Khattab adalah sosok yang disegani di kalangan kaum kafir Quraisy, sangat tegas dan pemberani.
Sedangkan Amru bin Hisyam adalah seorang yang kaya dan bijaksana. Setiap orang Quraisyi yang memiliki masalah selalu meminta petunjuk kepadanya, sehingga ia diberi gelar ‘Abul Hakam’.
Dari kedua pilihan itu, Allah mengabulkan permintaan Nabi SAW dengan memberikan hidayah kepada Umar bin Khattab. Setelah Umar masuk Islam, tidak ada yang berani mengganggu umat Islam.
Sebelum Umar, Ustadz Somad mengatakan ada sahabat nabi yang perkasa yang diberi gelar ‘Singa/pedang Allah’, yaitu Hamzah bin Abdil Muthalib. Dari kisah dakwah Nabi ini, Ustaz Somad mengajak umat untuk berdakwah dan mengajak orang lain pada kebaikan.
Meskipun bukanlah seorang ulama, Ustaz Somad mengingatkan umat untuk tidak takut mengajak orang pada kebaikan. Ia mengatakan, mulailah dakwah dari orang-orang terdekat seperti suami/istri, anak, keluarga.
“Sifat orang Islam adalah mengajak saudaranya untuk berbuat baik dan melarang orang berbuat kemungkaran. Jangan takut saudaraku. Innallaha Ma’ana, Innallaha Ma’ashobhirin,” kata UAS.
Selanjutnya, Ustadz Somad menjelaskan penerapan dakwah Rasulullah untuk diterapkan di kehidupan saat ini. UAS mengatakan, orang yang rugi adalah orang yang tidak pernah mengajak orang lain ke jalan Allah.
Karena itu, ia mengingatkan untuk menggunakan kesempatan saat hidup di dunia ini untuk membantu orang lain. Menurutnya, dakwah tidak hanya dilakukan melalui syiar agama.
Namun, manusia bisa berkontribusi di berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan, bisnis, pertanian, peternakan dan lainnya.
Tidak hanya itu, Ustadz Somad mengatakan dakwah kini bisa dilakukan melalui media televisi dan berbagai media sosial lainnya. Menurutnya, berbagai media tersebut dapat digunakan untuk mengajak orang kepada jalan Allah.
“Jika engkau ajak orang ke jalan Allah, di dunia kau berteman, di akhirat engkau sama-sama masuk syurga,” tuturnya. [RN]