JAKARTA, (Panjimas.com) – Kurang lebih sekitar dua jutaan kaum muslimin akhirnya benar-benar membuktikan kecintaannya kepada agamanya. Khususnya kecintaan kepada Allah SWT dan Rasul Nya yang dinisbatkan dengan marah dan mengecam keras ketika ada bendera Tauhid dihinakan dan dilecehkan orang dengan cara dibakarnya bendera dan Panji-Panji Rasululllah tersebut oleh oknum Banser di Garut.
Di awali dengan selesainya kaum muslimin menjalankan ibadah Sholat Jum’at di Masjid Istiqlal kemudian massa mulai melakukan aksi longmarch (berjalan kaki) menuju Istana. Namun massa terhenti di depan Patung Kuda dan di depan Monas karena adanya blokade pagar kawat berduri yang dipasang aparat.
Salah seorang perwakilan dari massa Aksi Bela Tauhid itu yakni, ustadz Awit Mashuri membacakan Tuntutan Massa kepada pemerintah di atas mobil komando yang sudah dipersiapkan. Tuntutan ini juga sudah disampaikan kepada pihak istana oleh perwakilan utusan massa yang dikirim ke Istana Negara.
Adapun tuntutan yang disampaikan terdiri dari lima keingian (poin). Yakni yang pertama adalah menuntut pemerintah untuk membuat pernyataan resmi bahwa bendera yang dibakar di Garut, Jawa Barat beberapa waktu lalu tak boleh dinistakan oleh siapapun.
“Kami juga meminta pemerintah untuk proses hukum semua pihak yang terlibat dalam insiden pembakaran bendera kemarin,” ujar Ustadz Awit Mashuri pada Jumat, (2/11).
Sementara yang ketiga Ustadz Awit menyampaikan dihimbau dan diserukan kepada Umat Islam untuk menjaga persatuan dan kesatuan, serta tak mudah diadu domba pihak manapun.
“Selanjutnya adanya juga seruan kepada seluruh umat beragama agar menghormati simbol-simbol agama dan selalu menjaga kebhinekaan, sehingga tak ada lagi persekusi pemuka agama di wilayah NKRI,” tandas Ustadz Awit Mashuri dihadapan jutaan kaum muslimin yang mendengarkan orasinya diatas mobil komando
Selanjutnya massa juga meminta kepada PBNU untuk menyatakan permohonan maaf kepada umat Islam atas pembakaran bendera di Garut beberapa waktu lalu. Serta juga meminta agar PBNU dibersihkan dari orang orang (oknum) dan paham yang tak sejalan dari jati diri NU itu sendiri. [ES]