GAZA, (Panjimas.com) — Organisasi perlawanan Palestina Hamas dan Jihad Islam bertekad untuk terus menggelar aksi demonstrasi harian di sepanjang zona penyangga Gaza-Israel sampai “tercapainya tujuan mereka”.
Setelah pertemuan Kamis (01/11) malam di antara para pemimpin Hamas dan Jihad Islam, kedua organisasi itu merilis pernyataan bersama yang menekankan bahwa “aksi-aksi protes akan terus berlanjut, dan karakter unjuk rasa damai mereka akan dipertahankan, sampai tujuan mereka terpenuhi”.
Sejak 30 Maret lalu, faksi-faksi politik yang berbasis di Jalur Gaza – terutama Hamas dan Jihad Islam – telah mengorganisir aksi demonstrasi hampir setiap harinya di sepanjang zona penyangga Gaza-Israel.
Para pengunjuk rasa menuntut hak untuk kembali ke rumah-rumah dan desa-desa mereka di Palestina yang bersejarah, dimana mereka diusir pada tahun 1948 untuk membuka jalan bagi negara baru Israel.
Mereka juga menuntut diakhirinya blokade 12 tahun Israel di Jalur Gaza, yang telah memusnahkan perekonomian di daerah pesisir itu dan mencabut dua juta penduduknya dari banyak akses terhadap komoditas dasar, termasuk makanan, bahan bakar dan obat-obatan.
Sejak aksi demonstrasi “Great Return of March” (Gerakan Pulang Raya) dimulai sekitar tujuh bulan yang lalu, lebih dari 200 warga Palestina dibunuh – dan ribuan korban lainnya terluka – akibat serangan pasukan zionis Israel yang ditempatkan di sepanjang sisi lain dari zona penyangga Gaza-Israel.
Pembicaraan Gencatan Senjata
Hamas dan Jihad Islam pun menyambut upaya-upaya yang baru-baru ini dilakukan oleh Mesir, Qatar dan PBB yang dimaksudkan untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan di wilayah Jalur Gaza yang diblokade.
Sumber informasi Palestina mengatakan bahwa Badan Intelijen Mesir, yang saat ini memimpin upaya mediasi antara faksi Palestina dan Israel, telah membuat “kemajuan signifikan” dalam negosiasi gencatan senjata, dikutip dari Anadolu Agency.
Menurut informasi yang bocor, perjanjian yang diusulkan itu menyerukan pelonggaran blokade 12 tahun Israel atas Jalur Gaza sebagai pertukaran untuk menghentikan aksi protes massa yang sedang berlangsung di sepanjang zona penyangga.
Selama dua pekan terakhir, delegasi pejabat keamanan Mesir terlibat dalam diplomasi intens nan sengit antara Gaza, Tepi Barat dan Israel, di mana mereka bertemu dengan Hamas, Fatah dan pejabat Israel masing-masing.
Bulan lalu, Harian Israel Haaretz melaporkan bahwa Qatar telah setuju untuk membiayai pembelian bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikan satu-satunya pembangkit listrik yang berfungsi di Gaza.[IZ]