WASHINGTON — Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman (MBS) dilaporkan sempat melakukan percakapan dengan para pejabat Pemerintahan Presiden Trump. Dalam percakapan itu, Pangeran Mohamed bin Salman menyebutkan bahwa editor dan kolumnis surat kabar Washington Post, Jamal Khashoggi, sebagai pemeluk Islam yang berbahaya.
Pernyataan tersebut dikeluarkan selama percakapan dengan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton dan Penasihat Senior serta menantu Presiden Trump Jared Kushner sebelum pemerintahan Saudi mengakui pembunuhan terhadap Jamal Khashoggi, dilansir dari laporan Washington Post, Kamis (01/11).
Pangeran Mohammad bin Salman (MBS) menuding Jamal Khashoggi sebagai anggota Ikhwanul Muslimin (IM), kelompok transnasional yang berasal dari Mesir dan yang dikecam sebagian pejabat Pemerintahan Trump, termasuk John Bolton. Namun, seorang pejabat Arab Saudi membantah bahwa pernyataan semacam itu dikeluarkan, dikutip dari Anadolu Agency.
Akan tetapi, pernyataan yang dilaporkan tersebut, bertolak-belakang dengan pernyataan sebelumnya yang dikeluarkan Kerajaan tersebut saat Arab Saudi mengeluarkan pernyataan mengenai hilangnya Khashoggi sebelum akhirnya mengakui bahwa wartawan itu tewas di dalam Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, menyusul berbagai kecamanan dunia dan masyarakat internasional.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan bahwa kematian Khashoggi adalah kekeliruan yang mengerikan dan pada saat yang sama menyesalkan tragedi yang mengerikan itu, dikutip dari Fox News.
“Ini adalah operasi saat beberapa orang melakukan perbuatan yang melampaui wewenang dan tanggung jawab mereka. Mereka membuat kekeliruan ketika mereka membunuh Jamal Khashoggi di dalam Konsulat dan mereka berusaha menutupinya,” tandasnya.
Arab Saudi belum menjelaskan versinya mengenai hilangnya Khashoggi, dan Riyadh juga belum menyerahkan jasad Khashoggi setelah beberapa laporan mengatakan ia dimutilasi di Konsulat Saudi di Istanbul tersebut.
Kantor Kejaksaan di Istanbul mengatakan, Jamal Khashoggi dicekik hingga tewas dengan cara yang sudah direncanakan sebelumnya tak lama setelah ia memasuki Konsulat untuk meminta dokumen bagi perkawinannya, dan menambahkan jenazah Khashoggi kemudian dibuang setelah dimutilasi.
Anggota senior Parlemen AS, termasuk Senator Lindsey Graham, menepis pendapat yang mengatakan bahwa ada orang selain Pangeran MBS yang bisa menginstruksikan operasi semacam itu.[IZ]