GAZA, (Panjimas.com) — Organisasi perlawanan Palestina Hamas menuntut Inggris meminta maaf atas Deklarasi Balfour 1917, yang menetapkan dibentuknya sebuah negara Yahudi di kawasan Timur Tengah, beserta perampasan tanah milik rakyat Palestina pada tahun 1948 silam.
Hamas mengeluarkan tuntutannya Jumat (02/11), bertepatan dengan peringatan 101 tahun dokumen kolonial Deklarasi Balfour.
Deklarasi Balfour adalah surat pernyataan yang dikirim oleh Menteri luar negeri Inggris, Arthur James Balfour, kepada Lord Walter Rothschild, seorang pemimpin Zionis terkemuka, pada 2 November 1917.
Dalam surat itu, Balfour menyatakan dukungan pemerintahnya untuk “rumah nasional bagi orang-orang Yahudi” di Palestina.
Dalam pernyataan Jumat (02/11), Hamas menuntut permintaan maaf Inggris atas dokumen kolonial yang menentukan tersebut.
“Inggris harus meminta maaf kepada rakyat Palestina [untuk Deklarasi Balfour dan pembentukan Israel berikutnya] dan memungkinkan pemulangan pengungsi yang mengungsi dari Palestina yang bersejarah,” tulis pernyataan Hamas, dilansir dari Anadolu Agency.
Lebih lanjut, Hamas menekankan “hak rakyat Palestina untuk melawan pendudukan [Israel] sampai mereka telah mencapai tujuan mereka yakni pembebasan total”.
Hamas, yang telah mengendalikan wilayah Jalur Gaza yang diblokade sejak 2007, juga menegaskan kembali penolakannya terhadap setiap upaya normalisasi politik atau diplomatik dengan Israel.[IZ]