JAKARTA, (Panjimas.com) — Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU) menyambangi kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam rangka menjalin silaturahmi di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Rabu (31/10) malam. Kedua pimpinan ormas keagamaan terbesar di Indonesia itu kemudian menggelar pertemuan tertutup di Gedung PP Muhammadiyah, usai menyantap makan malam bersama.
“Alhamdulillah malam hari ini kami menerima kunjungan balasan PBNU di mana beberapa bulan lalu, bulan Mei, kami silaturahim ke PBNU. Ini acara silaturahim yang penuh dengan suasana persaudaraan dan keakraban,” ujar Haedar Nashir.
Haedar mengatakan, pertemuan tersebut membahas kerja sama antara PBNU dan PP Muhammadiyah untuk merekatkan ukhuwah Islamiyah di tahun politik.
“Bersamaan dengan itu menguatkan dan memperluas kebersamaan dengan seluruh komponen bangsa dalam meneguhkan integrasi nasional dalam suasana yang damai, persaudaraan, dan saling berbagi untuk persatuan dan kemajuan bangsa,” tukas Sekjen Helmy Faishal Zaini, Rabu (31/10).
“Dan seleksi kepemimpinan nasional yang dilaksanakan dengan profesional, konstitusional, adil, jujur, dan berkeadaban. Semua pihak agar mendukung proses demokrasi yang substantif serta bebas dari politik yang koruptif dan transaksional, demi tegaknya kehidupan politik yang dijiwai nilai-nilai Agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur Indonesia,” jelas Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini.
Sementara itu Sekretaris Umum PP Muhammadiyah mengimbau agar “Kontestasi politik diharapkan berlangsung damai, cerdas, dewasa, serta menjunjung tinggi keadaban serta kepentingan bangsa dan negara. Hindari sikap saling bermusuhan dan saling menjatuhkan yang dapat merugikan kehidupan bersama. Kami percaya rakyat dan para elite Indonesia makin cerdas, santun, dan dewasa dalam berpolitik,” ujar Abdul Mu’ti.
“Komunikasi dan kerjasama tersebut sebagai perwujudan ukhuwah keumatan dan kebangsaan yang produktif untuk kemajuan Indonesia,” tegas Sekretaris Umum Muhammadiyah Abdul Mu’ti dalam pertemuan tersebut.
Keputusan Bersama
Adapun empat keputusan bersama PBNU dan PP Muhammadiyah itu diantaranya,
- Berkomitmen kuat menegakkan keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan atas Pancasila, sebagai bentuk dan sistem kenegaraan yang Islami.
- Kedua belah pihak mendukung sistem demokrasi dan proses demokratisasi sebagai mekanisme politik kenegaraan.
- Meningkatkan komunikasi dan kerjasama yang konstruktif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membangun masyarakat yang makmur baik material maupun spiritual, serta peran politik kebangsaan melalui program pendidikan, ekonomi, kebudayaan, dan bidang-bidang strategis lainnya.
- Menyinggung masuknya tahun politik, dimana semua pihak agar mengedepankan kearifan, kedamaian, toleransi, dan kebersamaan di tengah perbedaan pilihan politik.[IZ]