SOLO, (Panjimas.com) – Sejumlah elemen Islam yang tergabung dalam DSKS (Dewan Syariah Kota Surakarta) mendatangi Hotel Sala View. Masa meminta manajemen hotel untuk membatalkan acara Majelis Lucu yang rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 3 November 2018. Selain melakukan demonstrasi masa juga menemui pihak manajemen hotel.
Beberapa tokoh yang hadir diantaranya Ustadz Suro Wijoyo (JAS Jawa Tengah), Endro Sudarsono (Humas LUIS), Kasum (DSKS) serta perwakilan elemen Islam lainnya.
“Kami meminta agar pihak manajemen membatalkan acara Majelis Lucu, karena banyak ditemukan candaan yang melecehkan agama Islam.” Ujar Heri Dwi Utomo. Selasa, (30/10).
Sebagai contohnya adalah video yang berisi narasi candaan Coki Pardede dan Trestan Muslim soal “daging babi” dan “cacing babi yang menjadi mualaf setelah diguyur saos korma” jelas-jelas telah melecehkan nilai-nilai subjektif Islam tentang keyakinan keharaman daging babi oleh pemeluk agama Islam dimana keyakinan tersebut adalah jelas dilindungi oleh Konstitusi.
Selanjutnya adalah video yang berisi narasi candaan Coki Pardede dan Trestan Muslim yang menggambarkan permintaan maaf mereka terhadap video yang telah mereka upload sebelumnya; yang ketika mereka belum sempat menyebutkan video yang mana lalu tiba-tiba dipotong dengan tertawaan keras mereka yang menyebutkan bahwa permintaan maaf mereka tersebut adalah bohong.
Durasi ini adalah jelas-jelas juga telah melecehkan umat Islam dikarenakan walaupun mereka tidak / belum menyatakan video mana yang menjadikan mereka harus meminta maaf, akan tetapi candaan tersebut langsung disambung dengan kisah terbunuhnya para sahabat dalam menegakkan Islam. Hal ini jelas menunjukkan jika video yang mereka maksud dalam permintaan maaf palsu mereka adalah soal pelecehan agama yang menunjuk kepada agama Islam.
“Kami menilai tersebarnya video-video tersebut di dunia maya / medsos via youtube telah menimbulkan keresahan sosial di dalam masyarakat; diakibatkan video-video tersebut adalah video yang berisi provokasi dan sindiran-sindiran agama tertentu sehingga rentan menimbulkan gejolak sosial (chaos) dalam masyarakat.” tambahnya.
Tersebarnya video-video tersebut di dunia maya via youtube sangat rentan akan
menimbulkan konflik SARA (Suku Ras dan Agama) dikarenakan konten-konten yang ada di dalam video tersebut adalah konten-konten provokatif yang menunjuk kepada pemeluk agama tertentu dalam hal ini adalah Islam.
Selanjutnya DSKS bependapat bahwa video-video tersebut dapat diakses oleh seluruh kalangan karena tersebar luas dan bebas di ruang publik (medsos / youtube) sehingga jelas cepat atau lambat akan menimbulkan efek negatif yang salah satunya adalah menyasar kepada pemuda dan anak kecil. Hal ini jelas sangat tidak baik bagi perkembangan dan pembangunan mental dan spiritual mereka.
Acara Tour Road Show Majelis Lucu Indonesia / Dewa Komedi Indonesia beserta video-videonya tersebut adalah sama sekali tidak mengandung nilai-nilai edukasi (agama dan ilmu pengetahuan) sebagai basis materiil pembangunan mental dan spiritual sumber daya manusia; akan tetapi hanya menyebarkan ujaran-ujaran kebencian dan sindiran-sindiran provokatif agama kepada khalayak umum.
Sementara itu, Edo Suastriyana WD selaku Marketing Manager menyatakan terima kasihnya atas masukan ini dan ia menyampaikan beberapa hari yang lalu sudah memutuskan untuk membatalkan acara Majelis Lucu.
“Kami sudah melakukan rapat internal dan memutuskan untuk membatalkan acara Majelis Lucu karena adanya penolakan dari ormas Islam Solo” ujarnya.
Usai melakukan audensi masa membubarkan diri dengan tertib. [RN]