TEGAL, (Panjimas.com) – Politisi sontoloyo adalah politisi yang dengan kekuatan uang dan kuasanya merusak sistem demokrasi. Mereka juga berusaha melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi, dan terlibat dalam tindak pidana korupsi.
Direktur Materi Debat dan Kampanye Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said menegaskan hal itu saat bersama Cawapres Sandiaga Uno menjadi pembicara dalam seminar kepemimpinan mileneals di Tegal, Jateng Kamis, (25/10).
Sudirman Said menceritakan, saat menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dia pernah berhadap-hadapan dengan politisi sontoloyo dalam kasus Papa Minta Saham.
Sudirman membongkar kasus kongkalingkong dalam perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia. Sang politisi sempat mengundurkan diri dari pimpinan DPR. Namun dengan kuasanya dalam waktu yang tidak lama dia kembali lagi ke tampuk kursi ketua dewan.
“Tapi akhirnya tiang listrik yang menghentikan sepak terjangnya,” papar Sudirman di hadapan ribuan mileneals kota Tegal dan emak-emak yang memadati ruang pertemuan.
“Itulah yang disebut politisi sontoloyo, yang merusak sistem, memperlemah KPK, membuat drama tiang listrik, hukum dipermainkan, sudah ditetapkan tersangka, kemudian melakukan pra peradilan, dan akhirnya berakhir di tiang listrik,”katanya pria yang juga penanggung jawab pemenangan Prabowo-Sandi Wilayah Jateng ini.
Secara khusus, dia juga menyebut politisi yang hadir dalam acara itu, dirinya, Sandi, Ferry Mursidan Baldan dan Suswono memiliki rekam jejak yang baik. Masing-masing mengakhiri masa tugasnya dengan tanpa catatan buruk.
“Pak Ferry ini adalah menteri yang sukses tanpa meninggalkan catatan negatif. Pak Suswono juga menteri pertanian yang sukses tanpa catatan negatif. Apalagi Bang Sandi, beliau adalah sosok pengusaha sukses yang memulai karir dari bawah, dari usaha dengan tiga kini karyawannya lebih dari 50 ribu orang sebelum masuk ke dunia politik,” jelasnya.
Kepada kaum muda Sudirman Said berpesan untuk memakai filosofi kunci Inggris agar tak jadi politisi sontoloyo.
“Kunci Inggris bisa digunakan untuk bermacam keadaan. Nah kalian juga harus bisa diterima di berbagai tempat. Kuncinya harus memiliki empat hal, yakni kejujuran, kompetensi , jejaring, dan kemauan untuk terus belajar,” terang dia.
“Jika politisi memiliki empat hal itu tidak akan ada politisi sontoloyo,” pungkas Sudirman. [ES]