PONTIANAK, (Panjimas.com) – Rupanya berita adanya pembakaran bendera Tauhid yang terjadi di Garut, Jawa Barat berapa hari lalu yang dilakukan oleh oknum banser sampai juga informasinya ke Pulau Kalimantan sana. Seperti yang terjadi di Pontianak Kalimantan Barat.
Kamis (25/10) malam saat berlangsungnya acara Tabligh Akbar dalam rangka acara Tasyakkuran hari jadi kota Pontianak, di halaman Masjid Ikhwanul Muslimin, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Acara ini dihadiri oleh Sultan Pontianak Sultan Mahmud Abubakar Algadri, Habib Hanif Alatas serta para Ulama, Habaib, dan puluhan ribu umat Islam yang memadati lokasi acara berlangsung.
Dalam sambutannya, Sultan Pontianak juga menyinggung pembakaran Bendera Tauhid di Garut, Jawa Barat pada peringatan Hari Santri, Senin (22/10/2018) lalu.
Pernyataan beliau begitu keras sehingga siapapun kelompok yang pro terhadap pembakaran Bendera Tauhid pasti akan ciut, apalagi yang mengeluarkan pernyataan ini bukan orang sembarangan, melainkan Sultan ke 9 Kerajaan Pontianak dan beliau pun adalah seorang Habaib.
Sultan Mahmud menyatakan “Yang bakar Bendera Tauhid adalah Muslim Munafiq ! Banser dan NU di Pontianak jangan sampai Ikut-ikutan seperti yang di Garut,” ancam beliau.
Tak cukup dengan pernyataannya yang tegas dan menggelegar itu, Sultan Pontianak kemudian mengeluarkan ultimatum: “Kalau di Pontianak ada yang menghinakan panji-panji Islam, maka DemiAllah saya yang akan di depan,” ujarnya.
Bahkan beliau di akhir ceramahnya menyatakan Oknum Banser yang bakar Panji Rasulullah SAW adalah Muslim Munafiq, sudah mirip-mirip PKI, dan kalau PKI itu harus dilawan.
Beliau pun menghimbau aparat agar memproses hukum secara Adil, jangan sampai kalau umat Islam yang tertuduh ditangkap dalam hitungan menit, tapi kalau umat Islam jadi korban dibiarkan. [ES]