SIGI, (Panjimas.com) — Para pengungsi dari Desa Jonoge, Kecamatan Sigibiromaru, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang eksodus karena permukiman mereka mengalami kerusakan akibat gempa hingga kini masih tetap bertahan di tenda-tenda pengungsi di lapangan Desa Pombewe.
“Bagaimana kami mau pulang, rumah kami sudah hancur diporak-porandakan gempa,” ujar Laras, seorang pengungsi di Desa Jonoge, Sabtu.
Ia mengatakan, semua anggota keluarga selamat dari bencana alam itu. Tetapi rumah dan semua isinya tidak dapat diselamatkan akibat gempa magnitudo 7,4 pada Jumat 28 September 2018.
Desa Jonoge, lanjutnya, merupakan wilayah terdampak bencana gempa bumi paling parah di Kabupaten Sigi, sebab rata-rata rumah rusak berat dan tidak bisa lagi ditempati.
Bahkan, Dusun II yang terletak di ruas jalan provinsi yang menghubungkan Kota Palu dengan Kecamatan Palolo dan Napu, Kabupaten Poso hilang bagaikan ditelan bumi.
“Tidak satu pun rumah di dusun itu yang tersisa. Semuanya, termasuk areal pertanian dan badan jalan sepanjang lebih satu kilometer ikut lenyap akibat gempa,” pungkasnya, dikutip dari Antara.
Kini, hanya beberapa warga saja yang masih tetap bertahan di desanya. Padahal rumah mereka hancur. Mereka hanya tinggal sementara di tenda dari terpal dengan kondisi memprihatinkan.
Hal senada juga disampaikan Ny Novela, warga Desa Jonoge itu juga mengaku tidak lagi memiliki rumah, sebab tempat tinggal mereka sudah hancur akibat diguncang gempa.
“Ya kami terpaksa tinggal di lokasi pengungsian, meski jauh dari desa,” tuturnya.
Meski tinggal di tenda-tenda sementara yang kebanyakan hanya berupa terpal, namun mereka tetap mendapatkan bantuan bahan makanan, perlengkapan rumah tangga dan juga pasokan air bersih dari berbagai pihak, termasuk dari WVI ikut menyalurkan bantuan logistik dan membangun MCK sehingga warga tidak kesulitan.
Mereka juga belum mengetahui sampai kapan harus tinggal di lokasi pengungsian. “Kami hanya menunggu perhatian dari pemerintah saja,” ujarnya.
Eni Ledis, salah seorang kader Posyandu di Desa Jonoge mengatakan hingga kini jumlah pengungsi di lokasi pengungsian di Desa Pombewe sekitar 230 KK atau lebih 1.000 jiwa.
Ia mengatakan semua warga yang mengungsi di Pombewe adalah penduduk Desa Jonoge dan semuanya sudah kehilangan rumah dan harta benda.[IZ]