MOSKOW, (Panjimas.com) — Presiden Rusia Vladimir Putin mengomentari rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menarik AS dari perjanjian Intermediate-range Nuclear Forces (INF). Menurutnya, Rusia telah siap menanggapi keputusan Trump tersebut.
Putin mengatakan, rencana AS hengkang dari INF menimbulkan pertanyaan tentang apa yang akan dilakukan Eropa.
“Jika AS menarik diri dari perjanjian INF, apa yang akan mereka lakukan dengan rudal baru? Jika mereka (rudal) dikirim ke Eropa dan menempatkannya di sana, kita harus membuat tanggapan balasan,” uja Putin dalam sebuah konferensi pers seusai bertemu Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte, Rabu (24/10).
Ia menilai, bila hal itu terjadi, Eropa akan berada di bawah bayang-bayang serangan Rusia.
“Jadi, jika mereka (negara-negara Eropa) melakukan ini (menempatkan rudal), mereka harus menyadari bahwa wilayah mereka akan berada di bawah ancaman serangan balik yang setara,” ujar Putin.
Putin pun menanggapi klaim AS yang menyebut Rusia telah melanggar perjanjian INF. Ia berpendapat, Washington gagal memaparkan bukti bahwa negaranya tak menaati perjanjian tersebut.
Putin dan Trump dijadwalkan bertemu di Paris, Prancis, pada 11 November mendatang. Isu tentang perjanjian INF diperkirakan akan mereka bahas dalam kesempatan tersebut.
INF ditandatangani AS dan Uni Soviet pada 1987. Dalam perjanjian itu, kedua belah pihak dilarang memproduksi, memiliki, dan menguji coba rudal nuklir dengan daya jangkau 500-5.500 kilometer. Perjanjian INF telah berkontribusi melenyapkan 2.700 rudal balistik dan jelajah pada pertengahan 1991.
Sejak 2014, AS telah menuding Rusia melanggar perjanjian tersebut. Tudingan itu berkali-kali dilayangkan oleh AS, tapi Rusia tetap membantah. Moskow sempat menuding balik Washington sebagai pihak yang melanggar INF.
Pekan lalu, Trump telah mengumumkan akan menarik AS dari INF. Menurut Trump, rencananya itu hanya bisa dibatalkan bila Rusia menghentikan pembangunan persenjataan nuklirnya.
Uni Eropa telah mencemaskan rencana Trump menarik AS dari perjanjian INF. Perjanjian itu dinilai telah menjadi penopang keamanan Benua Biru.
“AS dan Rusia perlu tetap terlibat dalam dialog konstruktif untuk mempertahankan perjanjian INF. Dunia tidak membutuhkan perlombaan senjata yang baru,” ujar juru bicara Uni Eropa Maja Kocijancic.[IZ]