JAKARTA, (Panjimas.com) – Usai LBH Street Lawyer membuat laporan, kali ini giliran Pusat Hak Asasi Muslim Indonesia (Pushami) yang melaporkan Ketua GP Anshor, Yaqut Chaolil Qoumas serta juga dua orang pelaku langsung pembakaran bendera Tauhid yang dilakukan di Garut dalam rangka Hari Santri Nasional pada tanggal (22/10) lalu.
baca: Kasus Pembakaran Bendera Tauhid, LBH Street Lawyer Laporkan Ketua GP Ansor
“Kenapa kami melaporkan Ketua GP Anshor ke Mabes Polri ? Ini karena dari beberapa pernyataan dan statemen yang disampaikan adalah sebuah bentuk provokasi dari pimpinan kepada anggota anggotanya yang berada di bawah,” kata Aziz Yanuar selaku Ketua Biro Hukum Pushami di Bareskrim Mabes Polri, Gedung KKP, Gambir Jakarta, Kamis, (25/10).
Adapun 2 orang pelaku langsung pembakaran bendera Tauhid yakni atas nama Faisal dan Rohis juga turut dilaporkan bersama ketua GP Anshor tersebut. Keduanya diketahui adalah anggota Banser yang wajahnya nampak jelas terlihat pada video yang viral tentang kejadian aksi pembakaran bendera bertuliskan kalimat Tauhid itu.
Laporan Polisi bernomor LP/B/1365/X/2018/BARESKRIM tertanggal 25 Oktober 2018 itu mereka bertiga dilaporkan diduga melanggar kasus pidana berkaitan konflik SARA, Penistaan Agama dan UU ITE.
“Kalau memang tujuannya menurut mereka itu adalah supaya tidak terinjak-injak dan tercecer tulisan tauhidnya. Yah, bisa dipungut dan ditaruh di kardus. Bukan lantas di bakar sambil bernyanyi-nyanyi dan suasana gembira dengan diambil shoot videonya oleh mereka juga,” kata Aziz kepada para wartawan.
Dirinya pun mengakui jika boleh saja membakar Al Quran dan kalimat yang berlafadzkan Allah jika memang itu diniatkan karena untuk memuliakan Al Quran. Tapi yang terjadi kemudian aksi pembakaran itu dilakukan ditengah aksi yang justru ini menimbulkan pertanyaan maksud pembakaran tersebut.
“Kami juga bisa pastikan bahwa di kain dan bendera tauhid itu tidak ada tulisan Hizbut Tahrir. Juga ada tindakan membakar tulisan Tauhid sambil bernyanyi dan meneriakan yel yel kebanggan. Ini kan bisa berarti mereka melakukan dengan gembira dan ada unsur kesengajaan,” pungkas Aziz. [ES]