JAKARTA, (Panjimas.com) – Maraknya desakan masyarakat terhadap pembubaran ormas Banser yang dinilai kerap kali menimbulkan masalah di tengah masyarakat. Maka para wartawan pun menanyakan soal itu kepada Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini disela sela konferensi pers pada hari Rabu (24/10) terkait kasus pembakaran bendera tauhid di Garut.
Dalam kesempatan itu Helmy Faishal mewakili PBNU menyampaikan bahwa Banser mempunyai kontribusi yang besar terhadap berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan ikut berjuang pada masa dahulu.
“Bahwa Banser pun ikut berjuang untuk Republik ini. Sahamnya pun ada untuk Indonesia dalam berjuang bersama rakyat. Pada peristiwa PKI juga Banser turut membantu untuk melakukan penumpasan,” tutur Helmy Faishal di kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta.
Bahwa petisi yang dibuat orang tertentu menurut Helmy Faishal adalah dengan tujuan ingin membubarkan organisasi Banser karena itu dianggap berpolitik.
“Nah maslahnya. Itu yang saya bilang politik di situ. Salah satu orang ditimpakan kepada masalah organisasi, hal yang lain,” tuturnya.
Sebelumnya, protes keras pun muncul di media sosial. Kali ini, ada petisi yang mendukung pembubaran Banser. Warganet yang memulai petisi ini menyayangkan kelakuan oknum Banser di tengah fokus penanganan gempa Lombok, NTB dan Sulawesi Tengah.
“Seharusnya organisasi besar kepemudaan ormas NU ini berfungsi sebagai penegak amar ma’ruf nahi munkar, pelindung sesama muslim, menyebarkan kebaikan walau berbeda mazhab, menjaga ketauhidan. Banser justru sibuk menjaga gereja, membubarkan pengajian, memusuhi ulama, dan hari ini membakar bendera Ar Rayah,” demikian dikutip dari laman petisi di change.org, pada hari Selasa (23/10/2018).
Adapun petisi ini dibuat oleh netizen bernama Shilvia Nanda pada Selasa, 23 Oktober 2018, pukul 01.30 WIB. Petisi ini ditujukan kepada Presiden Jokowi, Menkumham Yasonna Laoly, dan Menteri Agama Lukman Hakim Syaefudin. Sampai dengan hari ini, Kamis (25/10) pukul 08.00 WIB, petisi itu sudah ditandatangani lebih dari 130 ribu warganet. [ES]